“Konsep program FASTEMI ini, yang pertama dilakukan adalah melakukan pelatihan. Ada pelatihan SDM kesehatan di puskesmas. Hal ini dilakukan karena mungkin ada SDM kesehatan yang belum mendapat pelatihan penatalaksanaan pasien serangan jantung di puskesmas,” katanya.
“Khususnya, pelatihan pemberian fibrinolitik, ya. Jadi, mereka akan diberi pelatihan cara memberikan obat tenecteplase. Kedua, selain diberikan obat tenecteplase, puskesmas juga akan disiapkan perangkat-perangkat untuk pertolongan kegawatdaruratan.”
Beberapa perangkat pertolongan kegawatdaruratan untuk pasien jantung yang akan didistribusikan ke puskesmas di seluruh Indonesia meliputi defibrillator atau Automated External Defibrillator (AED), alat EKG, dan obat-obatan yang diperlukan untuk penanganan serangan jantung seperti heparin, enoxaparin, clopidogrel, dan aspirin.
BACA JUGA:Tubuh Kurus Tanda Kamu Mengalami Stres Kok Bisa? Cek kebenarannya Nafsu Makan Berkurang
BACA JUGA:Tak Hanya Manis dan Segar! Ini 5 Manfaat Buah Cherry yang Perlu Diketahui
“Penyediaan alat EKG dan obat-obatan yang diperlukan untuk penanganan serangan jantung sebagai adjuvant seperti heparin, enoxaparin, clopidogrel, dan aspirin. Jadi, program FASTEMI ini, pasien yang serangan jantung tipe STEMI mendapat pertolongan pertama di puskesmas dulu,” terang dr. Isman yang berpraktik di Pusat Jantung Nasional RS Harapan Kita.
“Setelah diberikan obat penghancur bekuan darah, baru besoknya dirujuk ke rumah sakit. Tujuannya adalah mem-by pass (mengatasi penyumbatan) untuk membuka aliran darah ke jantung.”
Pilot project FASTEMI juga didukung oleh fasilitas telemedisin antara puskesmas dan rumah sakit pengampu. Fasilitas ini memungkinkan konsultasi hasil EKG dengan dokter spesialis jantung. Aplikasi telemedisin ini dinamakan KOMEN (Konsultasi Medis Online).
Aplikasi KOMEN mencakup riwayat dan data rekam medis pasien, termasuk pengiriman hasil EKG pasien yang bersangkutan dari puskesmas ke rumah sakit pengampu.
BACA JUGA:5 Manfaat Jeruk Limau Bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Ampuh Menurunkan Berat Badan
BACA JUGA:Benarkah Suka Makan Popcorn dan Kacang Sebelum Tidur Baik Untuk Menurunkan Gula Darah?
Prinsip tatalaksana program FASTEMI adalah tim dokter di puskesmas menyuntikan obat tenecteplase untuk menghancurkan bekuan darah pada pasien serangan jantung STEMI.
Ketika aliran pembuluh darah terbuka kembali, keluhan nyeri dada berkurang, angka kematian pun turun dan pasien menjadi lebih tenang dan nyaman. Setelah itu, pasien dapat dirujuk ke rumah sakit untuk melakukan kateterisasi keesokan harinya.
dr. Isman Firdaus mengungkapkan, uji coba FASTEMI dengan pemberian tenecteplase di puskesmas harus berkoordinasi dengan rumah sakit pengampu. Dalam hal ini, keputusan pemberian tenecteplase tidak boleh diambil sendiri oleh dokter umum di puskesmas.
Terdapat sistem komando verifikasi seperti halnya Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), yakni berupa Command Center. Pihak yang bertindak sebagai Command Center di tiap provinsi adalah rumah sakit rujukan provinsi – rumah sakit pengampu.