LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Sebuah kutipan viral ‘Susu UHT Picu Diabetes dan Gagal Ginjal’ bikin orang tua khususnya ibu-ibu di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan was-was.
“Kami benar-benar dibikin pusing. Susu formula katanya tinggi gula. UHT bikin diabetes pula. Jadi anak kami yang maunya cuma minum susu ini gimana? “ ungkap Devi, seorang ibu yang menyebut putra keduanya tak mau konsumsi nasi. Kesehariannya hanya minum susu.
“Dia maunya susu. Badannya bisa gempal begitu,” tutur Devi.
Ia dibuat was-was plus kewalahan.
BACA JUGA:4 Produk Susu UHT dengan 100 Persen Susu Segar, Terbanyak Bukan Merek Frisianflag dan Indomilk
BACA JUGA:Bukan Frisianfla atau Indomilk, Ini 7 Susu UHT dengan Kandungan Susu terbaik dan Segar Tertinggi
“Kalau susu formula ngga ada diskon-diskon kami keder juga. Per 3 hari 1 Kg susu formula untuk anak kami,” jelasnya.
Lalu, benarkah susu UHT picu diabetes dan gagal ginjal?
dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) selaku Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman DETIK yang dikutip KORANLINGGAUPOS.ID meluruskan kutipan viral yang mengaitkan diabetes dan gagal ginjal pada anak dengan konsumsi susu UHT tersebut. Ia menegaskan, penyebab meningkatnya diabetes tipe 2 bukan susu UHT.
“Ya, penyebab meningkatnya diabetes tipe 2 bukan susu UHT, melainkan gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang banyak asupan ultra processed food (UPF), tinggi gula, dan zat tambahan lainnya. Ini yang bahaya,” tutur dr Piprim Senin 5 Agustus 2024.
BACA JUGA:Mending Susu UHT atau Susu Formula ? Ini Penjelasan Lengkapnya
BACA JUGA:400 Ribu Susu UHT Dibagikan di 520 Titik Wilayah oleh TKD Prabowo-Gibran
Lalu solusinya apa?
Dr Piprim menganjurkan orang tua kini mulai berjuang ubah pola makan anak, dengan perbanyak real food seperti ikan, unggas, daging, dan telur dalam makanan keseharian anak. Ia juga meminta orang tua jangan menganggap susu sebagai superfood.
“Tolong jangan jadikan susu superfood, sampai member anak-anaknya susu 8-10 botol sehari. Mulai sekarang batasi saja minum susu maksimal 200 ml sehari per anak,” saran dia.