MAHASISWA SEBAGAI PEMIKIR DI ERA DISRUPSI

Jumat 01 Dec 2023 - 19:28 WIB
Reporter : Admin
Editor : Admin

Dalam menghadapi era disrupsi ini mahasiswa harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan harus bisa melakukan inovasi untuk menghadapi persaingan. Dan yang tidak kalah penting adalah skill pembentukan karakter seperti disiplin, memiliki etos kerja yang tinggi dan sebagainya yang merupakan softskill dasar yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa.

Bukan hanya soal IPK yang tinggi, skill para mahasiswa sangat dipergunakan dalam era ini. Seperti pandangan, pemikiran dan sifat mahasiswa inilah yang harus diwujudkan dalam melakukan perubahan di era disrupsi ini. Karena mahasiswa adalah unsur yang penting dalam pembangunan bangsa untuk yang lebih maju.Para mahasiswa mengartikan era disrupsi bahwa pada era ini mendorong mereka untuk memanfaatkan dunia teknologi dan menjadi agen of change.

Perubahan dengan pemikiran yang kritis akan selalu diterapkan dalam diri mahasiswa guna mengolah berbagai macam informasi yang didapat untuk memecahkan masalah. Karena apabila dalam perubahan ini tidak disertai dengan sikap logis dan pemikiran yang rasional akan menyebabkan timbul permasalah yang jauh lebih kompleks.

BACA JUGA:Prediksi Newcastle United vs Manchester United: Liga Inggris, Skor H2H, Live SCTV Jam Berapa? Duel Pelampiasan

Jadi sebagai mahasiswa sangat diperlukan sikap yang adaptif dan melakukan sebuah inovasi guna menghadapi persaingan. Sikap mahasiswa dalam menghadapi era disrupsi yaitu mahasiswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan literasi teknologi untuk kesiapan para mahasiswa dalam masa yang akan datang untuk memiliki etos kerja, berpikir kritis, optimis dan mampu menyelesaikan masalah.

Tantangan di Era Disrupsi

Tantangan yang akan dihadapi para mahasiswa di era disrupsi ini beragam. Adanya tantangan mengenai penyimpangan komunikasi atau yang lebih dikenal dengan hoax, dimana komunikasi yang belum jelas arahnya telah tersampaikan kepada masyarakat. Itu menjadi sebuah pembelajaran untuk mahasiswa agar dalam melakukan komunikasi menggunakan komunikasi yang jelas dan menggunakan diksi yang pas.

Mahasiswa harus mempunyai kompetensi untuk berkomunikasi secara efektif, bagaimana mahasiswa mampu mengungkapkan ide atau hasil penelitian secara ringkas, padat, jelas, dan menarik baik secara lisan maupun tulisan.Kemampuan berpikir kreatif disertai dengan kemampuan berpikir kritis merupakan dua unsur penting untuk mahasiswa guna melatih kemampuan berpikir mandiri. Kehidupan di dunia luar jauh berbeda sekali dengan ruang kelas. Masalah yang dihadapi di luar sana adalah realitas yang sesungguhnya dan lebih kompleks tidak seperti di ruang kelas. 

Untuk dapat mengantisipasi hal tersebut, mahasiswa harus dapat berpikir kreatif agar bisa bertanggung jawab dalam menyelesaikannya secara mandiri. Mahasiswa juga harus bisa menempatkan diri dimapun berada dengan memperhatikan etika. Mahasiswa harus mampu berinovasi belajar dalam hal wirausaha agar bisa membuka lapangan pekerjaan, karena jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Sehingga perlu adanya keseimbangan diantara keduannya agar dapat meminimalisir Meningkatkan kualitas diri dengan mengembangkan minat dan bakat serta memperkaya ilmu pengetahuan dan digital teknologi.

Gaya hidup mahasiswa milenial saat ini cenderung dekat dengan teknologi yang menuntut sikap proaktif sebagai pencipta teknologi, bukan hanya sekedar sebagi pengguna. Penggunaan teknologi bagi mahasiswa bisa dijadikan ajang untuk show up diri. Bukan hanya tantangan di era disrupsi juga memberikan banyak manfaat bagi semua kalangan masyarakat jika mereka peka terhadap apa yang terjadi, bisa membuka peluang usaha dengan kecanggihan teknologi dan dapat menggunakan strategi dalam meningkatkan kualitas agar mampu bertahan dan bersaing di era disrupsi. Para mahasiswa Indonesia tidak boleh melupakan jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia dengan keruwetan dan kebhinekaan masyarakat serta permasalahan yang dihadapi. Mahasiswa dituntut mampu menyerap, mengembangkan, serta memperkenalkan kekayaan dan kearifan lokal Indonesia sebagai salah satu solusi permasalahan dunia. Gotong-royong, tradisi, dan toleransi di Indonesia bisa dijadikan contoh nyata bagi dunia bahwa dengan nilai-nilai tersebut dapat diadopsi sebagai salah satu cara untuk mewujudkan perdamaian dunia.

BACA JUGA:PT Linggau Bisa dan Disdikbud Diminta Buat Program Sekolah Goes to Air Terjun Temam

Selain itu, Era Disrupsi ini pula para pendidik dituntut untuk menciptakan inovasi baru agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal dengan berbagai tantangan dan rintangan yang ada. Sebelum membentuk dan melakukan inovasi, seorang Guru (pendidik) perlu tahu tentang apa saja problematika yang dihadapi dalam proses pembelajaran di Era Disrupsi ini agar kemudian dapat ditemukan titik terang untuk solusi dan kemudian terbentuklah inovasi baru yang dapat mengoptimalkan pembelajaran sehingga peserta didik tidak lagi merasa bosan dengan proses pembelajaran, tidak malas untuk mencermati dan Guru pun dapat menyesuaikan proses pembelajaran dengan seiring perkembangan zaman karena proses pembelajaran di masa guru masih belajar dengan proses pembelajaran saat ini sudah cukup jauh berbeda dan cukup membuat guru perlu berusaha untuk mengemas cantik tentang metode dan segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Oleh karenanya untuk menghadapi era disrupsi ini memang perlu banyak usaha karena tantangan yang dilalui benar-benar berat dan kita tidak bisa menolak itu. Satu-satunya cara adalah dengan bersikap adaptif terhadap perubahan-perubahan tersebut dengan cara mengasah skill utamanya terhadap para mahasiswa yang bersiap-siap untuk masuk ke pasar tenaga kerja dan bersaing dengan banyak lulusan universitas lainnya. Mahasiswa harus memiliki kemampuan diatas standar karena itulah yang akan menjadi nilai jual dan juga untuk lebih mengasah skill berwirausaha yang kelak bisa menjadi penyumbang lapangan kerja dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju.*

Kategori :