Tergantung jumlah orderan sama padat nggaknya kegiatan kampus," kata Tania Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari detik Jateng.
Penghasilan dari pekerjaan sampinan sebagai penyedia jasa anjem itu dia pakai untuk keperluan sehari-hari dan sisanya ditabung.
BACA JUGA:Ratusan Mahasiswa UIN Al-Azhaar Lubuklinggau KKN & PPL Integratif di 3 Kabupaten BACA JUGA:Pria ini Curi HP di Dasbor Motor Mahasiswa LubuklinggauPenyedia jasa anjem lain, Setiana (22) mengaku bisa mendapat pemasukan yang cukup besar.
Jika dalam sehari dia melayani 10-30 orderan, dia bisa mengantongi Rp 50-150 ribu atau setara dengan Rp 1,5 Juta Per Bulan.
"Tapi nggak setiap hari kayak gitu, kalau dihitung-hitung biasanya per bulan Rp 1,2 juta.
Kalau dikumpulin bisa buat tambah-tambah bayar UKT, lumayan daripada kerja part time," ujar Setiana.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Laptop Asus dan Lenovo 2024 Harga Dibandrol Cocok dengan Karyawan dan Mahasiswa
BACA JUGA:Bawaslu Rangkul Mahasiswa dan Akadmisi Turut Lakukan Pengawasan
Walupun hari libur, jasa ajem ini masih bisa dipesan meski orderan tak sebanyak hari biasa.
"Tapi kalau kampus lagi libur kadang cuma 20 orderan.
Kalau kampus masuk dan lagi ramai bisa 30-40 orderan," lanjut Setiana.
Setiana juga menjelaskan, bahwa para pelanggan bisa membayar dengan beberapa metode pembayaran seperti menggunakan uang tunai, QRIS, atau e-money.
BACA JUGA:5 Laptop yang Cocok untuk Mahasiswa Teknik Informatika, Bawa Desain Mewah dan Spek Dewa
BACA JUGA:6 Tips Menjadi Mahasiswa Kreatif di Era Digital 2024
Maka itu dia jarang menghitung penghasilannya per bulan.
Mahasiswa lain, Dermen (20) mengaku sudah satu semester mejalanin kerja sampingan ini sebagai penyedia jasa anjem.