KORANLINGGAUPOS.ID - Dian Luthfi menerapkan perkebunan dengan konsep Integrated Farming (pertanian terpadu) mini skala rumahan.
Konsep Integrated Farming ada tanaman sayur, buah-buahan, ada ternak dan juga ada kolam ikan.
"Jadi yang dinamakan integrated farming itu adalah satu kesatuan mulai dari mengolah limbah menjadi pupuk kompos. Baik itu limba limbah kebun, limbah dapur dan kotoran. Jadi tidak ada yang terbuang dari alam kembali ke alam," katanya dikutip dari DAAI TV.
Kotoran ternak juga dijadikan pupuk untuk kesuburan tanam sayuran dan juga tanaman buah-buahan.
BACA JUGA:Tingkatkan Produktivitas Lahan Pertanian dengan Cara Ini
Limbah dari kolam juga dimanfaatkan untuk menyiram tanaman.
Menyiram tanaman dengan air kolam ikan dilakukan satu pekan sekali untuk berbagai macam sayuran ataupun buah-buahan.
"Saya berkecimpung di dunia organik sejak tahun 2005 dengan ikut pelatihan. Namun baru dilaksanakan tahun 2014 karena sebelum tahun 2014 banyak kesibukan-kesibukan kegiatan sosial dan juga mengurus restoran sehingga banyak di luar rumah," ungkapnya.
Kemudian tahun 2014 Dian Luthfi memutuskan untuk vakum di dunia luar lebih fokus di rumah karena ada tanggung jawab untuk mengolah lahan pekarangan rumahnya.
Dian Luthfi pekebun konsep Integrated Farming (pertanian terpadu) mini skala rumahan. -Foto: Tangkap layar-youtube.com/@BumikuSatu
BACA JUGA:Inovasi Alat Pertanian Pengusir Hama Padi Berbasis Internet dan Traktor Bahan Bakar Gas
BACA JUGA:Electrifying Agriculture PLN Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian Padi Ponorogo
"Saya merasa seperti membiarkan lahan tidak produktif sehingga merasa bersalah. Sehingga dari awal mulanya bikin kompos dari daun-daun. Dari situlah saya mulai melandscape pekarangan itu menjadi kebun yang bisa dinikmati oleh siapapun termasuk saya sendiri," ceritanya.
Konsep konsep berkebun di rumah Dian Luthfi itu adalah zeross.