Jangan Sepelekan Imunisasi dan Skrining ! Ini Pesan Menkes

Sabtu 19 Oct 2024 - 17:25 WIB
Reporter : RIENA FITRIANI MARIS
Editor : RIENA FITRIANI MARIS

Pemberian vaksin PCV dan Rotavirus juga didasari tingginya angka kematian balita akibat pneumonia dan diare. Padahal, sudah ada vaksin yang dapat mencegah dua penyakit tersebut.

BACA JUGA:UPT Puskesmas Sidorejo Lubuklinggau Targetkan 2.941 Anak Terima Imunisasi Polio 2024

BACA JUGA:Warga Kecamatan Stl Ulu Terawas Musi Rawas, Antusias Mengikuti Pekan Imunisasi Nasional Polio

“Vaksin HPV, PCV, dan Rotavirus disorot dunia. Indonesia akhirnya melakukan imunisasi dengan ketiga vaksin tersebut. Ini adalah program nasional yang sangat besar dan tentunya berkat keberhasilan kepemimpinan Bapak Presiden Jokowi,” imbuh Menkes Budi.

Lakukan skrining untuk deteksi resiko penyakit

Upaya preventif lainnya dalam layanan kesehatan primer adalah skrining. Skrining yang paling masif dilakukan adalah skrining penyakit gizi pada balita.

“Skrining penyakit yang terbayang oleh kita biasanya skrining penyakit jantung, stroke, diabetes. Yang paling masif kami lakukan adalah skrining penyakit gizi balita, yakni stunting. Stunting termasuk penyakit gizi dengan gizi kurang dan ini diskrining,” jelas Menkes Budi Gunadi Sadikin.

BACA JUGA:Warga Lubuklinggau Antusias Antar Anak Imunisasi Polio di UPT Puskesmas Megang

BACA JUGA:Dinas Kesehatan Muratara Sukses Launching Pekan Imunisasi Nasional 2024, ini Pesan Wakil Bupati H Inayatullah

“Cara skriningnya dengan mengukur tinggi dan berat badan. Dulu, pengukurannya tidak standar. Sekarang, ada alat yang namanya antropometri buat skrining. Fungsinya, sebagai alat ukur tinggi dan berat bayi.”

Kemenkes telah mendistribusikan lebih dari 300.000 alat antropometri ke posyandu di seluruh Indonesia untuk menstandarkan proses penimbangan, mengingat sebelumnya alat timbang di posyandu tidak terstandar.

“Antropometri ini kami kirim secara masif. Sebanyak 1,5 juta kader posyandu diajarkan cara menimbang. Ini program yang luar biasa,” imbuh Menkes Budi.

Lebih lanjut, Menkes Budi menjelaskan, skrining masif juga dilakukan untuk bayi dalam kandungan. Skrining ini memerlukan biaya sangat besar karena melibatkan pengadaan alat ultrasonografi (USG) untuk 10.000 puskesmas.

BACA JUGA:Sudah Imunisasi Polio Lalu Kembali Diimunisasi Saat PIN Polio Apakah Aman, Ini Penjelasan dr Ricky

BACA JUGA:Perhatikan 2 Poin ini Sebelum Anak Imunisasi Polio

“Alat USG digunakan untuk skrining bayi dalam kandungan ibu hamil. Kematian bayi dan ibu di negara kita masih tinggi, tidak turun-turun karena kita punya alat USG sedikit sekali. Sewaktu saya masuk menjadi Menteri Kesehatan, baru ada 2.200 puskesmas dari 10.000 yang punya alatnya,” katanya.

Kategori :