“Padahal, kelahiran banyak terjadi di puskesmas. Hanya 22% ibu hamil yang ada di Indonesia yang bisa dapat pelayanan dengan USG waktu itu. Oleh karena itu, kami kirim alat USG ke seluruh puskesmas.”
Selain digunakan untuk skrining bayi dalam kandungan, alat USG juga dapat digunakan untuk mendeteksi kanker payudara. Skrining kanker serviks juga telah gencar dilakukan dengan dukungan mesin PCR.
“Sehingga bukan swab di hidung, tapi swab di serviks. Nanti bisa terlihat di mesin PCR, apakah ada potensi virus kanker serviksnya atau tidak,” kata Menkes Budi Gunadi.
BACA JUGA:28.166 Anak di Lubuklinggau Wajib Dua Kali Imunisasi Polio, Cek Jadwal, Lokasi dan Manfaatnya
BACA JUGA:Sasaran Imunisasi Polio di Musi Rawas 54.962 anak
Upaya skrining lainnya mencakup skrining tuberkulosis (TB). Sebelumnya, dari target satu juta orang, hanya sekitar 500.000 hingga 600.000 orang yang terdeteksi, sementara 400.000 orang lainnya berpotensi menularkan penyakit ini ke orang lain.
“Skrining TB naik sekarang, bisa 840.000 orang. Semoga tahun ini bisa 900.000 orang. Belum lagi skrining penyakit tidak menular. Di Indonesia, yang meninggal banyak yang stroke, jantung, dan kanker,” ucap Menkes Budi.
“Stroke dan jantung atau masalah kardiovaskular mesti dijaga tekanan darah, gula darah dan lemak darah. Begitu terdeteksi tekanan darah tinggi, sudah ada obatnya dan gratis. Gula darah yang tinggi juga berbahaya. Upaya skrining ini contoh program besar layanan kesehatan di puskesmas.