KORANLINGGAUPOS.ID - Bunuh diri masih sering terjadi akhir-akhir ini. Bahkan di Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) pernah terjadi satu hari dua warganya meninggal dunia dengan cara bunuh diri.
Terakhir, anak usia 13 tahun seorang santri di Musi Rawas juga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Kapolres Musi Rawas AKBP Andi Supriadi membenarkan, dan menurutnya berlatar belakang karena depresi terkait kesehatan dan kehidupan ekonomi.
"Tentunya ini menjadi perhatian kita semua," ungkapnya.
BACA JUGA:Soal Kasus Bunuh Diri di Musi Rawas, Ini Penjelasan Kemenag dan MUI
BACA JUGA:Sudah Tiga Orang Memilih Bunuh Diri, Ini Imbauan Kapolres Musi Rawas
Untuk itu ia pun mengimbau masyarakat perlunya saling mengingatkan kalau aksi bunuh diri itu bukan suatu solusi yang baik.
Menurutnya justru akan menjadi beban bagi keluarga yang ditinggalkan.
Dari sisi agama, bunuh diri termasuk dosa besar dan dilaknat oleh Allah SWT, dan akan dimasukkan ke dalam neraka.
"Bagi pelaku bunuh diri mungkin dianggap selesai masalahnya, namun kita sebagai umat beragama malah akan membuat kita jadi susah di alam selanjutnya," jelasnya.
BACA JUGA:Cegah Bunuh Diri di Masyarakat Ini Langkah Pj Walikota Lubuk Linggau
BACA JUGA:Depresi Picu Bunuh Diri, Berikut Cara Mengidentifikasi Gejala dan Mencegahnya
Sebagai pencegahan lanjut Kapolres, tentu diperlukannya pendekatan agama dan keluarga karena itu cara ampuh sebenarnya untuk mencegah orang melakukan bunuh diri.
"Kita juga terus melakukan koordinasi dan mendorong pemerintah daerah serta stakeholder terkait untuk dapat melakukan langkah pencegahan. Seperti Dinas Sosial dengan program bantuan sosial untuk masyarakat miskin, lalu melalui Dinas Kesehatan dan BPJS dengan program jaminan kesehatan mereka." jelasnya.
Selai itu peran serta tokoh-tokoh agama, alim ulama juga penting untuk dapat meningkatkan rasa keimanan masyarakat kepad Allah SWT.