"Kami secara aktif dan masif juga akan mengedepankan peran Bhabinkamtibmas kedepannya untuk menyambangi dan memberikan imbuan kepada masyarakat agar tidak mengambil jalan pintas dalam menyelesaikan permasalahan dalam hidup, seperti bunuh diri," tegasnya.
BACA JUGA:Kasus Bunuh Diri di Lubuklinggau Meningkat, ini Pemicunya
BACA JUGA:Santri yang Akhiri Hidup di Pasar Megang Sakti Tulis Surat untuk Nadia
Soal fenomena bunuh diri, Kemenkes RI pun angkat bicara. Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Kesehatan Jiwa menggelar seminar bagi remaja untuk memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2024.
Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Maria Endang Sumiwi mengapresiasi Direktorat Kesehatan Jiwa dan UNICEF atas penyelenggaraan seminar pencegahan bunuh diri pada remaja ini.
Ia berharap, kegiatan positif ini dapat menjadi sarana edukasi, berbagi pengalaman, dan diskusi terbuka tentang kesehatan mental di kalangan remaja.
Selama ini, kesehatan jiwa sering dianggap sebagai isu sensitif yang jarang dibahas secara terbuka.
BACA JUGA:Akhiri Hidup Diduga Karena Ada Masalah Keluarga
BACA JUGA:Karyawan MG Store Lubuk Linggau yang Akhiri Hidup, Ternyata Warga Bengkulu
Akibatnya, gangguan jiwa sering kali disikapi dengan pandangan negatif.
Padahal, isu ini sangat penting dan serius karena berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menganggap bunuh diri sebagai isu yang sangat serius.
Berdasarkan data WHO, lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahun.
BACA JUGA:Coba Cek Ayo Cegah, Begini Ciri Seseorang yang akan Akhiri Hidup
BACA JUGA:Warga yang Nekat Akhiri Hidup di Lubuklinggau Meningkat, Begini Analisa Polisi
Di Indonesia, data dari Polri menunjukkan angka kematian akibat bunuh diri pada 2023 meningkat menjadi 1.350 kasus, dari 826 kasus pada tahun sebelumnya.