Dalam tausiyahnya, Habib Muhammad Hanif mengingatkan perkara cinta pada Allah SWT dan Rasulullah SAW jangan pernah dianggap enteng.
“Kita dikumpulkan di acara Mega Maulid ini oleh keluarga besar Pesantren Modern Ar-Risalah bukan karena uang, jabatan atau urusan duniawi. Namun ini bukti cinta pada Baginda Nabi Muhammad SAW. Jadi kalau kaitannya cinta dengan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, bukan sekedar cinta biasa. Dan ingat selama masih ada yang kita cinta melebihi Allah dan Rasulullah, maka tak sempurna keimanan kita pada Allah dan Nabi Muhammad SAW dan Allah murka jika di hati kita ada yang kita cinta melebihi cinta kita pada Allah dan RasulNya. Murka Allah itu berbuah azab salah satunya kita digolongkan sebagai orang yang fasiq, dan Allah SWT tak menurunkan hidayah untuk orang-orang yang fasiq,” tegas Habib Hanif.
Hj Rukiah Mansur Syaiful Hadi dan ibu-ibu semangat bela Palestina dalam Mega Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Pesantren Modern Ar –Risalah Lubuk Linggau Selasa 22 Oktober 2024.-Foto : Dokumen-Ar-Risalah
BACA JUGA:Pesantren Ar-Risalah Adakan Jalsa Qur'aniyyah & Ijazah Sanad Al-Qur'an Bersama Ulama Qur'an Dunia
Kenapa kita penting menomorsatukan cinta kita pada Allah SWT dan Rasulullah SWT?
Agar kita bisa merasakan manisnya iman.
Salah satu ciri manisnya iman adalah merasakan nikmat dan khusyu’ ibadah pada Allah SWT.
Karena Rasulullah SAW-lah yang bisa memberikan syafaat kita di hari kiamat.
Orang tua wali santri dan masyarakat hadir dalam Mega Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Pesantren Modern Ar –Risalah Lubuk Linggau Selasa 22 Oktober 2024. -Foto : Dokumen-Ar-Risalah
BACA JUGA:Intip Serunya Murid SDIQ Ar-Risalah Lubuk Linggau Belajar Membatik M Ecotik
“Dan ingat kata Baginda Nabi Muhammad bahwa ‘Yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat padaku’, begitu kata Rasulullah,” tutur Habib Hanif lagi.
“Saya miris kalau ada yang mengaku cinta sama Allah dan Rasulnya, jangankan mau korban nyawa tapi mengalahkan rasa kantuk pun tak mampu. Akhirnya subuh kesiangan. Ingat ya subuh kesiangan itu artinya kuping kita dikencingi setan,” tegasnya.
“Ada juga yang mengaku cinta Baginda Nabi Muhammad, tapi mengalahkan syahwat mata saja ngga bisa. Demen lihat yang harom, yang seksi-seksi, yang pornografi. Saya sedih dengan ini,” tutur Habib lagi.
Bahkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, ada 66% anak laki-laki dibawah umur di Indonesia sudah pernah akses pornografi.