KORANLINGGAUPOS.ID - Hingga Oktober 2024, ada 42 lahan di Kabupaten Musi Rawas (Mura) yang terbakar. Penyebabnya rata-rata belum diketahui.
Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID Jumat 1 November 2024 Kasat Polisi Pamong Praja (Pol PP) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Mura Yudi Fachriansyah melalui Kabid Pemadam Kebakaran Yanuar Ikbal mengatakan di tahun 2024 mereka sudah menangani 42 kebakaran lahan dan hutan.
Sementara data mereka di tahun 2023 ada 57 lahan yang terbakar.
Dijelaskan Yanuar, bahwa ditahun 2024 titik api yang paling tinggi atau banyak yakni sepanjang September, dengan satu hari bisa terjadi tiga kejadian kebakaran, bahkan hampir setiap hari.
BACA JUGA:Ditinggal ke Jambi, Rumah di Lubuk Linggau Ludes Terbakar
BACA JUGA:Hutan Gua Batu Napalicin Muratara Terbakar, Begini Penjelasan Kepala Dinas Pariwisata
Untuk wilayah yang paling terjadi kebakaran lahan di kecamatan Tuah Negeri dan Kecamatan Sukakarya.
Bahkan sepanjang Oktober kemarin masih terus terjadi kebakaran lahan, tercatat bisa seminggu dua kali, karena ini musim kemarau dengan cuaca yang sangat panas.
Namun walaupun kemarau masihdiselingi dengan hujan, atau sekarang yang disebut dengan kemarau basah.
Kebakaran lahan di Kabupaten Mura ini tidak terlalu luas, biasanya satu titik sebatas satu hektar, karena pihak Pemerintah Desa langsung memberi tahu pihak damkar, kalau ada kebakaran lahan sehingga cepat ditanggulangi.
BACA JUGA:Lagi, Tempat Penyulingan Minyak Ilegal di Kabupaten Musi Banyuasin Terbakar
BACA JUGA:Gudang Logistik Terbakar, KPU dan Pj Wali Kota Lubuk Linggau Beri Penjelasan
Dijelaskannya untuk penanganan kebakaran Kahutlah satu regu dengan jumlah enam orang dengan tiga regu.
Jadi satu Armada mobil damkar ada 18 orang yang diturunkan.
"Untuk mobil damkar kita miliki empat pos dengan pos induk di kantor damkar yakni di Muara Beliti, yang membek up wilayah Kecamatan Tugumulyo, Muara Beliti, Kecamatan TPK, dan Kecamatan Tuah Negeri," ungkapnya.