11. Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien, seorang pahlawan wanita dari Aceh, lahir pada 1848 dan berjuang melawan Belanda dalam Perang Aceh.
Setelah suaminya, Teuku Umar, gugur, ia melanjutkan perjuangan hingga akhirnya tertangkap dan diasingkan ke Sumedang.
Cut Nyak Dhien wafat pada 6 November 1908, dan namanya diabadikan sebagai nama bandar udara di Meulaboh
BACA JUGA:Kalapas Lubuklinggau Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan
BACA JUGA:Mengenang Jasa Pahlawan, SDN 15 Lubuk Linggau Berpartisipasi Meriahkan HUT RI ke-79 dengan Antusias.
12. Sultan Thaha Syaifuddin
Sultan Thaha Syaifuddin adalah Sultan terakhir Kesultanan Jambi yang lahir pada 1816.
Ia berjuang melawan penjajahan Belanda yang mencoba menguasai Jambi dan menegakkan kedaulatan kesultanan.
Sultan Thaha Syaifuddin wafat pada 26 April 1904, dan namanya diabadikan sebagai nama bandar udara di Jambi.
Para pahlawan nasional yang berasal dari Sumatra ini bukan hanya simbol keberanian, tetapi juga lambang perjuangan yang tak kenal lelah untuk kemerdekaan Indonesia.
Jejak perjuangan mereka terus menginspirasi generasi penerus untuk menjaga kemerdekaan yang telah mereka perjuangkan dengan susah payah.