Dari yang banyak itu mungkin banyak pula yang telah kita laksanakan, tetapi kita tidak tahu dari amal-amal ketaatan itu, amal manakah yang mendapatkan ridha dari Allah SWT, karena Allah memang tidak memperlihatkan ridha-Nya atas amal-amal itu kepada para hamba-hamba-Nya.
BACA JUGA:Ustadz Atiq Fahmi: Jangan Biarkan Ada Kampanye yang Tak Berakhlak
BACA JUGA:Ingin Sukses Menjadi Penuntut Ilmu Ini Kiatnya dari Ustadz Ammi Nur Baits
Hal itu, agar hamba-hamba Allah tidak mudah merasa puas, lalu menyia-nyiakan kesempatan melakukan amal-amal kebaikan lainnya.
Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan suatu amal kebaikan baik yang berat maupun yang ringan, baik yang populer di mata masyarakat maupun yang tidak populer setiap kali ada kesempatan untuk melakukannya.
Jangan-jangan Allah justru memberikan ridha-Nya atas amal yang kebanyakan orang menganggapnya remeh atau sepele.
Dalam kaitan ini ada kisah yang sangat penting untuk menjadi rujukan berupa sebuah kisah mimpi yang sangat menarik, yakni kisah tentang bagaimana Imam Al-Ghazali bisa masuk surga karena kebaikan yang sepele.
BACA JUGA:Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, SDN 83 Lubuk Linggau Hadirkan Ustadz Bambang dan Simo
BACA JUGA:Ustadz Ferry Irawan: Wahai Istri, Ketahuilah ini Hak dan Kewajibanmu Menurut Islam
Kisah itu tercantum dalam kitab yang ditulis Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi, Nashaihul ‘Ibad, halaman 3, yang bercerita sebagai berikut :
Dalam mimpi itu Imam al-Ghazali ditanya seseorang, “Bagaimana perlakuan Allah terhadap engkau ? Beliau menjawab, “Allah SWT membawaku ke hadapan-Nya, lalu Allah berfirman kepadaku, “Lantaran apa Aku membawamu ke sisi-Ku? Aku pun menyebutkan berbagai perbuatanku.
Dia berfirman, “Kami tidak menerimanya, sesungguhnya yang Kami terima darimu adalah pada suatu hari ada seekor lalat hinggap pada wadah tintamu untuk meminumnya, padahal kamu sedang menulis, lalu kamu menghentikan tulisanmu hingga seekor lalat itu itu selesai meminumnya, kamu lakukan hal itu karena kasihan terhadap lalat tersebut. Kemudian Allah memerintahkan, “Bawalah hamba-Ku ini ke surga.”
Jadi kisah di atas menceritakan bahwa Hujjatul Islam Imam al-Ghazali masuk surga bukan karena kitab-kitab yang beliau tulis dalam jumlah sangat banyak, tetapi karena membiarkan seekor lalat masuk ke wadah tinta yang beliau gunakan untuk menulis kitab.
BACA JUGA:Berbahagialah Memperingati Maulid Nabi, Ustadz Atiq Fahmi : Rugi Men Kamu Malas Shalawat
BACA JUGA:Ustadz Indra Rozak akan Gratiskan Anak Duafa Belajar di Pondok Pesantren Khaira Ummah Lubuk Linggau
Nyamuk itu bermaksud minum karena haus hingga ia puas dan terbang meninggalkan Imam al-Ghazali.