Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya atas perbuatan maksiat yang dilakukan hamba-Nya dan bukannya Allah langsung memberikan hukuman atau azab atas kemaksiatan itu.
Setiap kemaksiatan menimbulkan murka Allah kepada pelakunya, namun Allah tidak memperlihatkan murka-Nya yang dapat dirasakan langsung oleh pelakunya (Istidraj)
Oleh karena itu hendaknya kita tidak menganggap sepele atas kemaksiatan yang telah kita lakukan betapa pun kecilnya sebab bisa jadi Allah telah sangat murka atas kemaksiatan itu.
BACA JUGA:Doa Bersama untuk Ananda Muhammad Ahsan Alfarizi, Begini Pesan Penting dari Ustadz Shofwan
Supaya kita tidak meremehkannya, apalagi kemaksiatan itu kemudian disertai dengan kemaksiatan-kemaksiatan lain yang justru menambah murka Allah SWT.
Intinya adalah setiap kemaksiatan harus menjadi perhatian kita, karena bisa jadi Allah sangat marah atas kemaksiatan itu.
Oleh karena itu kita dianjurkan untuk banyak-banyak memohon ampun dengan memperbanyak istighfar agar Allah mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat, diikuti dengan penyesalan dan bertobat nashuha.
Ketiga, Allah menyembunyikan para wali-Nya di antara makhluk-Nya.
BACA JUGA:Mau Masjid Menjadi Makmur ? Ini Tips dari Ulama Lubuklinggau Ustadz Hasbi Saidina Ali
BACA JUGA:Cara Meraih Khusyuk dalam Shalat Menurut Ustadz Abdul Somad
Hal ini dimaksudkan agar kita tidak meremehkan siapa pun dari hamba-hamba-Nya karena mungkin ia adalah waliyullah.
Justru seharusnya ketika Allah sengaja merahasiakan para wali-Nya dari hamba-hamba-Nya, maka kita sebaiknya memiliki keyakinan bahwa setiap orang sebaiknya kita hormati, kita bersikap sopan dan kita saling menghargai sebab mereka memang pantas dihormati karena kemanusiaannya.
Allah SWT memuliakan mereka sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an, surat Al Isra' ayat 70, yang berbunyi sebagai berikut:
Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang sempurna.”
BACA JUGA:Hukum Tinggal Serumah dengan Ipar Dalam Islam, Menurut Ulama Lubuklinggau Ustadz Raji