KORANLINGGAUPOS.ID – Program pojok baca yang digagas oleh SDN 75 Lubuk Linggau membuahkan hasil positif. Melalui program ini, minat baca siswa mengalami peningkatan signifikan
Buku-buku yang beragam mulai dari fiksi, non-fiksi, hingga komik, disediakan untuk memenuhi minat baca yang berbeda-beda.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan minat baca siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa.
Saat diwawancara oleh KORANLINGGAUPOS.ID Jumat 29 November 2024 Kepala SDN 75 Lubuk Linggau Sepwinsyah Putra,M.Pd mengatakan terbentuknya pojok baca di sekolah, karena adanya visi dan misi sekolah salah satunya membangun sekolah adaptif, inovatif, repletik dan responsibility.
BACA JUGA:SDN 75 Lubuk Linggau Fokus Bangun Sikap dan Perilaku Positif Anak
BACA JUGA:SDN 75 Lubuklinggau Gelar Karya P5, Bangun Komitmen Menuju Sekolah Ramah Anak
“Jadi pihak sekolah memiliki tanggung jawab penuh terhadap kebutuhan siswa dari kelas I sampai VI, dari kebutuhan siswa inilah akhirnya kami harus membuat dengan sesuai dengan rapor pendidikan yang didapat rendah di literasi,”ungkap Sepwinsyah.
Sebenarnya angka literasi sekolah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, tetapi tidak naik signifikan itulah ada salah satu rekomendasi untuk membangun ruang atau membuat lingkungan sekolah yang kaya akan teks.
Makanya di SDN 75 Lubuk Linggau ada beberapa hal yang dilakukan dengan membuat Pojok Baca, karena kami sadar bahwa hal pertama harus membuat pojok baca di sekolah, kalau ke perpustakan sifatnya kaku, tidak boleh berisik, dan harus menjaga kebersihan.
“Tetapi dengan membuat pojok baca supaya siswa bisa lebih santai, dan selain itu juga kami membuat pojok baca di beberapa tempat punya penamaan-penamaan huruf aksara ulu, nama ilmiah dari pohon, dan permainan tradisional jadi siswa tidak kaku seperti di perpustakaan,”jelas Sepwinsyah.
BACA JUGA:SDN 75 Lubuklinggau Punya Dua Program Unggulan
Pihak sekolah juga akan mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan literasi seperti mengalokasikan 5% dari pada anggaran untuk membeli buku yang bisa membangkitkan, atau menggairahkan siswa untuk tertarik membaca dan belajar baca di pojok baca.
Program pojok baca di sekolah sudah berjalan sekitar enam bulan yang memiliki konsep seperti angkringan yang dibuka setiap hari, tetapi angkringan ini bukan angkringan biasa melainkan tempat para siswa membaca dengan menyediakan gerobak yang diisi dengan buku-buku supaya siswa bisa baca di pojok baca.
“Semoga program pojok baca bisa menjadi program yang menyenangkan untuk siswa , dan juga kami sedang membangun perpustakaan digital yang awalnya mendapat chromebook yang tidak dimanfaatkan, jadi akhirnya kami ubah untuk menaikan literasi dengan membuat literasi digital,” ungkapnya.