Gus Baha: Memahami Bid'ah dengan Bijak dalam Islam

Gus Baha: Memahami Bid'ah dengan Bijak dalam Islam-Foto : Dokumen Tugumalang.id -
KORANLINGGAUPOS.ID- Istilah bid’ah sering kali menjadi perdebatan di tengah masyarakat.
Sebagian orang memahami bid’ah sebagai segala hal baru dalam agama dan langsung menganggapnya sesat.
Namun, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) memberikan penjelasan yang lebih luas mengenai konsep bid’ah ini.
Menurutnya, tidak semua hal baru otomatis termasuk bid’ah yang sesat, terutama jika hal tersebut membawa manfaat dan tidak bertentangan dengan prinsip Islam.
BACA JUGA:Menyambut Ramadan Ala Gus Baha, Begini Caranya
Dalam Islam, bid’ah sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Namun, jika makna ini dipahami secara kaku, maka banyak hal yang kini kita lakukan juga bisa dianggap bid’ah, seperti pembukuan Al-Qur’an, adzan dua kali saat sholat Jumat, hingga peringatan Maulid Nabi.
Gus Baha menjelaskan bahwa dalam sejarah Islam, ada sebuah kejadian menarik yang membuktikan bahwa sesuatu yang baru dalam ibadah tidak selalu dianggap sesat.
Dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, disebutkan bahwa ada seorang sahabat yang dalam sholatnya melafalkan doa baru saat i’tidal:
BACA JUGA:Cara Menggapai Lailatul Qadar Menurut Gus Baha
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ
"Rabbana wa laka al-hamdu Hamdan Katsīran Thayyiban Mubārakan Fīhi"
Artinya:
"Ya Allah, ya Tuhan kami, segala puji bagi-Mu dengan pujian yang banyak, baik, dan penuh berkah."
Setelah sholat, Rasulullah bertanya siapa yang membaca doa tersebut.