BACA JUGA:Gus Miftah Minta Maaf Setelah Teguran Seskab Mayor Teddy Terkait Candaan pada Pedagang Es Teh
Klarifikasi Gus Miftah dan Penasehat Hukumnya
Menanggapi polemik ini, Gus Miftah menyatakan bahwa ucapan tersebut hanyalah bagian dari gaya bercanda saat berceramah, tanpa maksud menghina.
Penasihat hukum Gus Miftah menambahkan bahwa gaya humor tersebut kerap digunakan untuk menarik perhatian audiens.
Namun, pembelaan ini tidak cukup untuk meredakan kemarahan sebagian netizen, yang merasa gaya bercanda tersebut tidak pantas dilakukan di hadapan publik.
BACA JUGA:Gus Miftah Didesak Mundur, Tindakannya terhadap Pedagang Kecil Jadi Sorotan Publik
BACA JUGA:Belum Banyak yang Tahu, Madu Mampu Redakan Sakit Gigi dan Sakit Gusi Berikut 3 Cara Pakainya
Kontroversi ini menjadi pengingat pentingnya menjaga ucapan, terutama bagi tokoh agama yang menjadi panutan masyarakat.
Humor dalam berdakwah tentu dapat menjadi penyegar suasana, tetapi tetap harus mempertimbangkan konteks dan audiens agar tidak menimbulkan salah tafsir.
Di era digital, setiap tindakan dan ucapan memiliki dampak luas yang dapat langsung menjadi perhatian publik.
BACA JUGA:Syarif-Gusti : Hujan Deras Tidak Menghalangi Antusias Warga Hadiri Acara Doa Bersama Pemenangan
BACA JUGA:Gus Miftah Didesak Mundur, Tindakannya terhadap Pedagang Kecil Jadi Sorotan Publik
Oleh karena itu, kehati-hatian ekstra dalam berkomunikasi menjadi kebutuhan yang tidak dapat diabaikan, terutama bagi seorang publik figur.