BACA JUGA:Kisah Legenda Masih Abadi Dikenang Masyarakat
Alumni Universitas Negeri Padang (UNP) tahun 1992 ini mengakui pengalaman ikut lomba lari yang paling berkesan adalah bisa bertemu banyak atlate dari luar daerah. Sementara diusia senja bisa lari sampai 21 km.
“Dan bersyukurnya, selama mengikuti lomba maupun latihan tidak afa pengalaman cedera ataupun pingsan. Kalau kecapekan itu biasa,” tegasnya lagi.
Saat ini ia sering dipercaya untuk melati secara privat untuk anak muda yang mau masuk polisi atau TNI, ataupun sekolah kedinasan yang ia namai Kode Tue dari Gantong (KTDG) Trening Lubuklinggau. Hingga saat ini sudah banyak anak asuhnya yang berhasim masuk sekolah kedinasan, TNI dan Polri.
Dengan biaya pendaftaran Rp250 ribu perbulannya, mereka akan latihan 12 kali dalam untuk satu bulan. Latihannya materi maupun langsung praktek dilapangan dengan jam latihan dari pukul 16.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB. Memang untuk lari ada tekniknya.
BACA JUGA:Warga Tugumulyo Banyak jadi Mualaf
“Lokasinya di Samsat Kota Lubuklinggau. Gak ada syarat khusus, hanya saja harus ada niat,” ungkapnya
Atlate lari pun sudah banyak yang ia bina sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang. Bahkan kini ia dipercaya menjadi pembina atlate lari untuk Poprov di Kota Lubuklinggau.(*)
<<< KEMBALI KE KORAN <<<