MUSI RAWAS , KORANLINGGAUPOS.ID – Meskipun digempur dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, nyatanya hasil kerajinan tangan masih banyak dilirik para pembeli. Bahkan penjualan hasil kerajinan tangan di Kabupaten Musi Rawas pun sampai saat ini masih bertahan.
Salah satunya Pedagang di Pasar O Mangun Harjo Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Muzamil yang saat ini masih bertahan menjual berbagai kerajinan tangan di tokonya.
Setiap hari menjual berbagai bermacam dagangan kerajinan tangan di tokonya.
Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Senin 6 Januari 2024 Muzamil mengatakan usaha berjualan bermacam-macam kerajinan tangan dimulai setelah menikah pada tahun 1985.
BACA JUGA:Kisah Penjual Kerajinan Tangan di Musi Rawas, Sudah Berjualan 30 Tahun
BACA JUGA:Jangan Dibuang! Ini Cara Membuat Kerajinan Tangan Bunga Cantik dari Bungkus Deterjen Barang Bekas
“Untuk kerajinan tangan yang dijual ada bermacam-macam, seperti putung nasi, kursi rotan, bakul, tampa nasi, topi sawah, dan berbagai kerajinan tangan lainnya,” ungkap Muzamil.
Dan harga dimulai dari Rp 130.000 Putung nasi, kursi rotan Rp 150.000, tampa ukuran besar Rp 20.000, tampa kecil Rp 10.000, bakul Rp 40.000, topi sawah Rp 15.000 dan kipas Rp 15.000.
Tetapi untuk penjual akhir tahun, sampai awal tahun penjual sangat sepi, jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya bisa menjual 2 sampai 3 kerajin dalam satu Minggu.
Ia menambahkan, untuk kerajinan tangan di beli tidak setiap hari, jadi sistem jika barang habis baru beli barang lagi dan diganti dengan bara yang sama atau barang baru.
BACA JUGA:Sulit Dapat Bahan Baku Kerajinan dari Bahan Rotan Mulai Ditinggalkan
BACA JUGA:Toko Jack Gallery di Lubuklinggau, Yang Menjual Bermacam-macam Kerajinan Tangan
Berbagai peralatan kerajinan tangan, diperoleh dari pengrajin yang ada sekitar wilayah Mura, seperti Purwodadi, Megang Sakti, dan Tugumulyo.
Untuk kerajinan tangan yang dijual, bisanya tidak menentu kapan lakunya, kadang bisa satu hari laku, dan juga bisa sampai berbulan-bulan baru laku.
Barang kerajinan yang ia jual, bukan hanya menjual dengan masyarakat yang melintasi saja. Tetapi biasanya dibeli untuk pameran yang dilaksanakan oleh Pemda.