Pengrajin Pisau di Musi Rawas, Sudah Puluhan Tahun Sampai Bisa Menyekolahkan Anak-anaknya

Selasa 21 Jan 2025 - 21:07 WIB
Reporter : GILANG ANDIKA
Editor : RIENA FITRIANI MARIS

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID –  Di usianya menginjak  70 tahun, Heru warga Desa A Widodo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), masih tetap semangat membuat pisau.

Dengan tangan yang masih lincah, ia membentuk bilah-bilah tajam dari besi pilihan, untuk dijadikan berbagai kerajinan tangan pisau yang memiliki nilai seni. Hasil yang diperoleh dari pengalaman puluhan tahun.

Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Selasa 21 Januari 2025 Heru mengatakan, usaha pengrajin pembuatan pisau sudah ditekuni saat usia remaja dan masih ditekuni sampai sekarang sudah 30 tahun lebih.

“Awal membuka usaha pembuatan pisau di awali dari Kota Lubuk Linggau tepatnya di daerah Kelurahan Mesat Seni, yang bertahan sampai lima tahun.  Sedangkan untuk tempat saat ini, merupakan tempat kedua,” ungkap Heru.

 BACA JUGA:Ciri Rotan Berkualitas dan Tips Penyimpanan dari Pengrajin Rotan Lubuk Linggau

BACA JUGA:Melihat Eksistensi Muhajir Warga Desa L Sidoharjo Musi Rawas, Pengrajin Anyaman Bambu di Tengah Zaman Plastik

Karena memang orang perantauan dari Kabupaten Oki dan kebetulan memiliki skil dalam membuat pisau, akhirnya dengan modal seadanya memberanikan diri untuk membuka usaha tersebut.

Meskipun dengan modal seadanya, usaha pembuatan pisau sudah bisa menyekolahkan tiga anak sampai lulus SMA dan saat ini ketiga anaknya sudah berumah tangga, serta bisa membiayai kebutuhan sehari-hari.

“Tetapi untuk sekarang omzet penjualan pisau turun drastis dari 100% turun sampai 50%, yang biasanya dalam sehari bisa mendapatkan Rp 200.000 sampai Rp 300.000, sedangkan untuk sekarang hanya Rp 20.000 – Rp 30.000,” tegasnya.

Penurunan omzet penjualan ini ada beberapa faktor, seperti banyak petani yang beralih dari petani karet ke petani sawit. Perubahan ini tentunya sangat berdampak, karena kalo petani sawit hanya menggunakan egrek saat panen saja.

 BACA JUGA:Kreativitas Iwan Pengrajin Rotan Berkualitas Dari Lubuklinggau

BACA JUGA:Produknya Dipuji Gubernur Sumsel dalam HUT ke-44 Dekranas, Begini Respon Bahagia Pengrajin Gambo Muba

Sedangkan pisau sadap karet digunakan setiap hari, meskipun begitu ada faktor lainnya seperti perkembang zaman. Dimana perkembangan zaman membuat masyarakat lebih memilih untuk membeli secara online, dari pada beli langsung ke pembuat pisau.

Penurunan omzet tersebut sudah dirasakan semenjak tahun 2020 sampai sekarang 2025. Ia menambahkan untuk saat ini, kebutuhan besi dan arang sangat susah didapatkan, karena harus beli dulu dari luar kota.

Heru berharap, dengan sisa umur sekarang, supaya lebih dimudahkan dalam segala apapun baik rezeki dan penjualan pisau bikinan. Karena usaha ini merupakan mata pencaharian untuk kebutuhan sehari-hari.

Kategori :