KORANLINGGAUPOS.ID - Jika kamu masuk dalam kelompok ini, maka wajib hati-hati dan waspada.
itu artinya, kalian masuk dalam daftar kelompok yang rentan tertular penyakit Tuberkulosis (TBC).
Lalu, kelompok mana saja yang rentan atau beresiko tinggi tertular TBC.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Sekretaris Ditjen Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. Yudhi Pramono, MARS, menyampaikan sebetulnya semua orang berisiko tertular TBC.
BACA JUGA:Skrining Kasus TBC di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Upaya Tingkatkan Intensifikasi
BACA JUGA:TBC Mudah Tertular, Ini yang Harus Dilakukan Pasien TBC
Namun ada kelompok masyarakat yang memiliki risiko lebih tinggi tertular penyakit ini.
“Yaitu orang yang kontak serumah dan kontak erat dengan pasien TBC, orang dengan HIV (ODHIV), dan perokok,” ungkap Yudhi.
Lalu lanjutnya, orang dengan diabetes melitus (DM), bayi, anak-anak, dan lansia yang memiliki interaksi dengan pasien TBC, warga binaan pemasyarakatan (WBP), tunawisma, pengungsi, serta masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh-padat dan kumuh-miskin juga berisiko tinggi tertular TBC.
Agar diketahui sejak dini apakah tertular atau tidak, bisa dilakukan dengan investigasi kontak oleh tenaga kesehatan atau kader, dengan minimal 8 orang diperiksa untuk setiap kasus TBC.
BACA JUGA:Indonesia Salah Satu Negara dengan Beban TBC Tertinggi di Dunia, Ikut Kembangkan Vaksin TB Baru
BACA JUGA:Kabupaten Mura Penularan TBC Tercepat Nomor Lima se Sumsel
Untuk memastikan semua kontak dapat dilacak atau diinvestigasi, perlu dilakukan beberapa upaya, seperti door to door atau jemput bola langsung ke rumah pasien dan kontak (serumah dan erat).
Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/C/2175/2023 tentang Perubahan Pelaksanaan Investigasi Kontak dan Alur Pemeriksaan Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) serta Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) di Indonesia.
“Kegiatan investigasi kontak adalah salah satu strategi dalam program penanggulangan TBC untuk melacak dan mencari orang-orang yang berinteraksi langsung (kontak serumah dan kontak erat) dengan pasien TBC. Hal ini dilakukan oleh petugas fasilitas pelayanan kesehatan, kader, atau komunitas,” jelas Yudhi.