Deteksi Dini Serangan OPT, POPT Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas Lakukan Monitoring

Kamis 13 Feb 2025 - 21:06 WIB
Reporter : MUSLIMIN
Editor : RIENA FITRIANI MARIS

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dan sesuai dengan target, deteksi dini serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) wajib dilaksanakan.

Untuk itulah Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) bersama dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL)  Desa Ketuan Jaya Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas (Mura) melakukan monitoring.

Saat monitoring merekea mengecek pertumbuhan tanaman, serta mendeteksi sejak dini kemungkinan adanya OPT.

Monitoring kali ini dilakukan di lahan persawahan Kelompok tani (Poktan) 'Kebun Cengkeh' Desa Ketuan Jaya Kecamatan Muara Beliti, Kamis 13 Februari 2025.

 

Saat diwawancarai POPT Suwanto, S.P menjelaskan pengamatan secara rutin yang dilakukan ini sebagai upaya mendeteksi  secara dini terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman padi.

Menurutnya deteksi awal seperti ini sangat penting dilakukan karena serangan yang terdeteksi lebih cepat  diketahui dan bisa dikendalikan. Sehingga dapat mencegah kerusakan yang lebih luas dan mengurangi resiko kehilangan hasil panen. Dengan dilakukannya pengamatan secara berkala, para petani bisa menentukan kapan saat yang tepat untuk melakukan tindakan pengendalian.

“Dengan begitu pengaplikasian pestisida atau tindakan mekanis dapat dilakukan tepat pada waktunya dan lebih efektif, sehingga mengurangi biaya dan penggunaan bahan kimia yang berlebihan," jelasnya kepada KORAN LINGGAUPOS.ID, Kamis 13 Februari 2025. 

Selain itu dengan terkendalinya serangan hama dan penyakit tentunya dapat menjaga produktivitas tanaman padi akan meningkat, sehingga risiko kerugian akibat OPT bisa diminimalisasi, dan penghasil panen yang berkualitas tinggi dapat dipertahankan 

 

Ia mengungkapkan, dari hasil yang dilakukan oleh POPT Kecamatan Muara Beliti, ditemukan adanya serangan hama putih palsu (HPP) dan penggerek batang padi putih.

Setelah melakukan pengamatan  terlihat serangan HPP masih termasuk dalam kategori serangan ringan sekitar 1,2 persen.

Ia menambahkan jika pada saat dilakukan kegiatan monitoring usia tanaman padi sudah berusia sekitar kurang lebih 25-31 hari setelah tanam (HST).

Dengan varietas tanaman padi yang digunakan Ciherang dan Trisakti, jadi di poktan desa ini kebanyakkan menggunakan 2 varietas ini. Jelasnya.

 

Tags :
Kategori :

Terkait