Tidak ada orang yang suka dibentak, apalagi anak yang usianya masih kecil dan masih dalam tahap tumbuh kembang.
Rasa sedih, sakit hati, kecewa terhadap perlakuan orang tua tersebut akan berimbas pada upaya menutup diri dan menghindar dari orang tua.
Anak akan cenderung sering bertengkar dengan orang tua, ketika mereka sudah beranjak dewasa karena merasa tidak nyaman dengan bentakan yang mereka dapatkan saat kecil.
BACA JUGA:6 Kiat Liburan Menyenangkan di Rumah
Jika orang tua tidak segera menyadarinya, maka jangan berharap anak bisa terbuka tentang apapun kepada orang tua.
Mereka akan cenderung mencari sosok lain untuk menjadi sosok yang mereka butuhkan.
Jika terus menerus dilakukan, anak jadi memiliki sifat pemarah.
Anak adalah mesin fotokopi dari orang tuanya, ketika orang tua terbiasa membentak maka anak akan menirunya karena menganggap hal itu biasa.
BACA JUGA:Puisi Karya Pelajar SMA - SMK Lubuklinggau Jurnalis Sekolah 2023
Jadi, saat sudah semakin dewasa, sikap pemarah akan menjadi bagian dari karakter mereka.
Mudah meledak-ledak dan sulit untuk mengontrol emosi. Jika orang tuanya dulu hanya membentak maka anak akan ikut suka membentak, namun diikuti dengan kekerasan fisik, maka tidak tertutup kemungkinan anak juga akan melakukannya saat sudah besar.
Dampak terburuk lainnya, tingkat kecerdasan terganggu.
Jika anak dibentak sejak usia emasnya atau sejak kecil, memori tersebut akan memutuskan banyak saraf di otak yang sebenarnya penting untuk pertumbuhan otak dan kecerdasan anak.
BACA JUGA:Kiat Lolos Seleksi Masuk Universitas Pertahanan RI
Apalagi kalau kekerasan verbal dari orang tua, mereka terima dengan durasi yang kontinu dalam berbagai kondisi.
Membuat anak merasa tertekan dan sulit untuk mengasah kemampuan berpikirnya.