Dikuatkan lagi dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2018 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru yang menyatakan bahwa persyaratan calon peserta didik baru kelas 1 (satu) SD berusia 7 atau paling rendah 6 tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan kecuali syarat usia paling rendah 5 tahun 6 bulan pada tanggal 1 Juli berjalan yang diperuntukkan bagi calon peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan rekomendasi tertulis dari psikolog profesional serta tidak dilakukan oleh guru.
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari berbagai sumber sebagaimana Piaget, dalam teori perkembangannya pada usia 7 tahun, perkembangan kognitif anak berada pada level operasional konkret dan mulai menggunakan operasi mental serta berpikir untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Pada level operasional konkret anak mampu mengerjakan lebih dari satu aspek tugas atau serangkaian tugas yang diberikan, mengklasifikasikan suatu objek ke dalam suatu kelompok ataupun subkelompok, mengingat dan berpikir secara logis, membuat pernyataan dengan pertimbangan serta melakukan pembelajaran spasial yang berkaitan dengan ruang.
Lantas, bagaimana dengan banyak orangtua yang memasukkan anaknya ke Play Group sejak dini (sekitar usia 2-3 tahun), kemudian dilanjutkan ke Taman Kanak-kanak (TK) sehingga ketika anak berusia 5 tahun, orangtua merasa khawatir dan berpikir bahwa anaknya terlalu tua jika belum dimasukkan ke SD.
BACA JUGA: 10 Gejala Anak Alami Keterlambatan Bicara dan Terapi yang Bisa Dijalani
Padahal jika usia anak masih atau berada di bawah usia 5 tahun, ada baiknya orangtua mempertimbangkan terlebih dahulu dan memeriksa kembali apakah kemampuan anak di seluruh aspek perkembangannya sudah benar-benar matang untuk melanjutkan pendidikan ke SD.
Jangan sampai orangtua merasa kesiapan sekolah anak sudah matang, namun kenyataannya masih ada aspek-aspek yang perlu dioptimalkan kembali pada anak.
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan orang tua?
Pertama, sejak dini, orangtua memang perlu memerhatikan semua aspek perkembangan anak.
BACA JUGA:7 Cara Menjaga Kesehatan Mata Diera Gadget
Kedua, sejak awal orang tua perlu menentukan pembelajaran yang sesuai dengan usia, potensi serta kemampuan yang dimiliki oleh anak.
Dengan begitu, anak dapat merasakan bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan dan menarik, seperti halnya kegiatan bermain. Selain itu, anak juga dapat lebih siap dari segala aspek untuk bersekolah ketika usianya sudah cukup.
Ketiga, orang tua upayakan tidak boleh selalu melayani anak sampai ia tidak bisa melakukan apa-apa karena sudah biasa dibantu.
Keempat, ajarkan anak untuk mulai mandiri sehingga ketergantungan anak terhadap orangtua berkurang.
BACA JUGA:Dapatkan Beasiswa Penyelesaian Studi S3 Mencapai Rp 50 Juta
Kelima, orangtua juga harus siap melepas anak untuk bersekolah. Jika takut untuk melepas anak bersekolah atau justru tidak bertanggung jawab akan hal tersebut berarti Anda belum siap menyekolahkan anak.