Jika ampasnya masih bisa diperas, maka Ucok kembali menggunakan cara yang sama seperti awal, yakni memproduksi santan.
Santan yang dijual Ucok merupakan santan murni tidak ada campuran bahan apapun. Sehingga santan tidak bisa disimpan lama setelah diolah. Setidaknya satu jam setelah diperas, sebaiknya santan segera digunakan.
Untuk santan yang harus disimpan dan ditunda penggunaannya, sebaiknya disimpan di lemari es, namun lama penyimpanan maksimal hanya dua jam setelah diperas.
Beda lagi jika masih dalam bentuk kelapa parut yang bisa disimpan dua hari jika dimasukkan ke dalam freezer. Setelah itu masih bisa diolah menjadi santan.
BACA JUGA:Ngemil Enak Kemplang Tunu Ghafi Lubuklinggau yang Pasarnya Tembus ke Jepang
Untuk bahan baku kelapa, Ucok memesan dari Kota Palembang. Karena di sana banyak penghasil kelapa berkualitas.
“Jual santan murni dari Palembang. Karena dari Palembang kelapanya bagus dan banyak kelapa tua,” ujarnya.
Diakuinya, kedai santan murni miliknya sudah buka sejak pukul 06.00 WIB pagi hingga 19.00 WIB.
Sejak subuh hingga menjelang waktu salat Asar, ia dan pegawainya tak henti-hentinya mengupas buah kelapa, memarut, dan menggilingnya hingga menjadi santan.
BACA JUGA:Bisnis Janur Sintetis di Lubuklinggau Tetap Moncer
Meningkatnya penjualan santan murni disebabkan hampir seluruh masyarakat mencari santan untuk menyiapkan masakan yang akan disajikan, apalagi menjelang bulan ramadhan dan Hari raya Idul Fitri.
“Untuk harga santan murni kita jual 1 Kg Rp 25 ribu. Saat menjelang bulan Ramadhan harganya masih stabil, tapi pada pertengahan bulan puasa harganya mulai naik. Itu faktor dari bahan baku, bahkan naiknya kadang sampai 30 persen,” jelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan santan murni, Ucok sudah mempersiapkan memasok kelapa. Hal ini dilakukan karena permintaan buah kelapa jelang hari raya dijamin selalu meningkat.(*)