MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Harga pupuk dan obat-obatan terus naik sehingga banyak petani Palawija mencari alternatif lain untuk bisa melanjutkan usahanya di bidang pertanian.
Ada juga yang memilih untuk tidak lagi menggeluti usahanya bertani karena tidak mampu untuk biaya operasionalnya.
Lain halnya dengan petani yang satu ini dia adalah Kiswan petani semangka asal Desa S Kertosari Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Musi Rawas. Kiswan masih tetap lanjut dengan usaha pertanian.
Saat di wawancarai KORANLINGGAUPOS. ID, Kiswan mengatakan dirinya masih bertahan diusaha pertanian Palawija ini dikarenakan banyak faktornya. Meski belum perna dapat bantuan pupuk atau obat-obatan dari dinas tekait namun dia tetap semangat, untuk melanjutkan usahanya itu.
BACA JUGA:Warga Nasrani di Lapas Narkotika Muara Beliti dapat Hak Prioritas, Apa itu?
Kiswan menjelaskan lahan usahanya berada di Desa P1 Madiharjo Kecamatan Purwodadi. Luas lahannya hanya ¾ Hektar, tapi di wilayah-wilayah lain itu ada tapi tidak terlalu banyak. Dengan luas lahan ¾ Hektar bisa ditanami bibit semangka sekitar 1.800 sampai 2.000 batang bibit semangka tergantung dengan jarak tanamnya.
Saat ditanya bibit buah semangka itu mulai dari tanam sampai berbuah itu membutuhkan waktu berapa lama? Dia menjelaskan semangka siap panen itu sekitar umur 65 hari ada juga jenis-jenis semangka yang lain itu 60 hari sudah mulai berbuah.
Untuk proses perawatannya kadang-kadang dengan iklim seperti saat ini agak lumayan repot juga perlu banyak pupuk seperti insektisida dan pupuk. "Untuk pupuk memakai pupuk non subsidi.
Karena untuk mendapatkan pupuk subsidi itu susah. Memang kadang-kadang kita petani palawija ini susah untuk mendapat yang subsidi," jelasnya.
BACA JUGA:Taman Beliti Anggon Miliki Aneka Koleksi Satwa dan Sediakan Paket Outbond
Sedangkan untuk pemupukan dilakukan pertama adanya pemupukan dasar dahulu.
Setelah itu ada pemupukan lanjutan seperti pemupukan di umur 15 hari atau 20 hari dengan mengunakan pupuk seperti, pupuk mutiara, pupuk dasar Sp, pupuk kandang.
"Jadi tergantung dengan tanamannya itu sendiri, jika tanamannya masih kurus kita kasih lagi pupuknya," ucapnya.
"Untuk saat ini masih mandiri, tapi kami juga menginginkan kedepan adanya kerjasama dengan dinas yang terkait, untuk masalah pupuk, pembinaan dari dinas, atau apa lah yang bisa membuat kami petani palawija ini bisa lebih berkembang lagi untuk menjalankan usaha ini," harapnya.