KORANLINGGAUPOS.ID - Kami tahu betapa sibuknya Ayah Ibu di pagi hari. Ibu harus membereskan kamar, menyiapkan baju Ayah dan Si Kecil, serta urusan rumah tangga lainnya yang menyita waktu dan tenaga.
Namun, jangan sampai melewatkan waktunya sarapan untuk keluarga, ya!
Menurut hasil penelitian yang dirangkum oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), sebanyak 10-30% anak dan remaja di dunia tidak pernah sarapan secara rutin. Kalaupun sesekali sempat, banyak yang hanya makan seadanya sehingga kualitas dan kuantitas asupan gizinya tidak memadai.
Hal ini mungkin karena sebagian besar orang menganggap waktu luang di pagi hari akan lebih baik digunakan untuk hal lain, misalnya berangkat beraktivitas lebih pagi. Urusan mengganjal perut bisa dipikirkan nanti di perjalanan atau sesampainya di tujuan.
BACA JUGA:Penerapan Kurikulum Merdeka Secara Bertahap
“Yang penting sempat makan sedikit sampai waktunya makan siang nanti.” Persepsi ini yang mungkin ikut terbawa ke dalam “tradisi” tidak sarapan di banyak keluarga.
Keluarga kecil Ibu jugakah?
Padahal, sarapan adalah aktivitas penting untuk mengawali semua kehebatan. Gizi dari makanan yang diterima perut si Kecil saat sarapan, seperti karbohidrat, protein, prebiotik, kalsium, zat besi, dan DHA, akan menjadi sumber energi untuknya bisa bermain dan belajar semaksimal mungkin setelah “berpuasa” semalaman selama lebih dari 6 jam.
Padahal, dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari berbagai sumber, berikut beberapa manfaat sarapan bagi anak.
1. Membuat Mood Anak Lebih Baik
Suasana hati anak yang mudah berubah bisa menyebabkan ia jadi cranky. Jadi, Ibu akan butuh strategi khusus untuk membuatnya kembali ceria. Nah, sarapan setiap pagi ternyata bagus untuk menjaga suasana hati si Kecil terus ceria!
BACA JUGA:6 Kelebihan Saat Kamu Sekolah di SMK
Alasannya adalah si Kecil tidak mendapatkan asupan makanan apa pun sepanjang malam karena ia pulas tertidur.
Hal ini menyebabkan kadar gula darah (glukosa) dalam tubuhnya menurun drastis yang memicu perubahan suasana hati memburuk secara tiba-tiba.
Sementara ketika ia makan, otak akan mendapatkan asupan glukosa yang cukup untuk memproduksi hormon dopamin yang membuat bahagia dan menstabilkan mood. Alhasil, si Kecil akan merasa lebih semangat dan energik untuk bermain, belajar, dan mengeksplorasi dunia sekitarnya bersama teman-teman.