Gula dapat menyebabkan resistensi insulin dan memengaruhi metabolisme glukosa, yang merupakan faktor risiko penting untuk berkembangnya diabetes.
Konsumsi gula dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor sosial, psikologis, dan lingkungan.
Faktor sosial meliputi norma sosial, dukungan sosial, dan pengaruh teman sebaya.
Faktor psikologis meliputi kecenderungan untuk mencari makanan yang enak dan memuaskan, kecemasan, dan stres. Faktor lingkungan meliputi ketersediaan pangan, harga dan promosi.
BACA JUGA:Inilah Cara Membuat Kue Clorot Gula Merah Dengan Daun Pisang Yang Lezat
Faktor sosial dapat mempengaruhi asupan gula, norma sosial menunjukkan bahwa dengan konsumsi lebih banyak buah dan sayuran, sedangkan norma sosial negatif terkait dengan konsumsi lebih banyak makanan cepat saji.
Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi konsumsi gula, kecenderungan untuk mencari makanan enak dan mengenyangkan berhubungan dengan makan makanan tinggi lemak dan gula.
Selain itu, stres juga bisa memengaruhi konsumsi gula. Satu studi menemukan bahwa stress berhubungan dengan makan makanan tinggi lemak dan gula.
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi konsumsi gula, mempromosikan penjualan makanan dan minuman tinggi gula dikaitkan dengan konsumsi gula yang lebih tinggi dikalangan anak-anak.
BACA JUGA:Diet Diabetes Wajib Coba, Berikut 7 Makanan yang Dapat Turunkan Gula Darah Terampuh
Lalu bagaimana strategi untuk mengurangi konsumsi gula pada anak-anak yang notabene suka yang manis-manis?
Pertama, edukasi. Ini untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya konsumsi gula berlebihan dan memberikan anjuran untuk mengurangi konsumsi gula.
Kedua, peraturan. Tujuannya dapat membatasi ketersediaan makanan dan minuman tinggi gula dan memberlakukan pajak gula.
Tindakan lingkungan dapat meningkatkan ketersediaan makanan dan minuman sehat dan mengurangi iklan makanan dan minuman tinggi gula.
Langkah-langkah lingkungan juga bisa efektif dalam mengurangi konsumsi gula.