Mengawal Transisi Jokowi ke Prabowo, Indonesia 2024-2029 Mulai Terang

Senin 25 Mar 2024 - 09:05 WIB
Reporter : JASMADI
Editor : JASMADI

MK adalah jalur konstitusional yang disediakan konstitusi, meskipun Nasdem melalui Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, beberapa jam setelah KPU mengumumkan hasil, sudah menyatakan menerima hasil pemilu 2024. 

Namun, langkah menggugat sengketa Pemilu ke MK adalah hak pasangan calon, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. 

Di tengah seruan kampus, Nasdem menyatakan menerima hasil pemilu 2024, Itu adalah pilihan politik Partai Nasdem. 

Namun rasanya, kesabaran dan kearifan tetap dibutuhkan dalam situasi sosial-politik yang relatif sensitif seperti sekarang ini. 

BACA JUGA:Prabowo Subianto Bintang 4, Dapat Tanggapan dari Politisi, Artis Hingga Komika, Ini Aturannya

Sebagian kampus masih bergemuruh, Seruan penyelamatan demokrasi terus digaungkan, Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Prof Dr Fathul Wahid berseru lantang. 

Mereka kuasai wasit, ubah aturan hukum, tekan pesaing politik, mobilisasi sumber daya negara untuk kemenangan politik elektoral. 

Pemilu yang disertai politik uang yang telah merusak tatanan nilai dan moral masyarakat kita menyempurnakan tragedi kematian demokrasi Indonesia.” 

Fathul dalam salah satu wawancara menyuarakan civil disobidience (pembangkangan sipil). 

BACA JUGA:Prabowo Resmi Jenderal Bintang 4, Ini Tanda Kehormatan Istimewa

Civitas akademi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta juga menyuarakan keprihatinan yang sama. 

Bahkan, dalam unjuk keprihatinan terakhir hadir Wakil Rektor UGM Arie Sudjito. 

Arie mengatakan, demokrasi sedang terancam. “Dan kita harus mengingatkannya,” kata Arie. 

Keprihatinan juga dilakukan elemen dosen Universitas Indonesia yang dimotori Prof Dr Sulistyowati Irianto, Prof Dr Harkristuti Harkrinowo. Dalam The New York Review of Books, edisi 4 April 2024, Margaret Scott saat meninjau buku karya Marcus Mietzner, menulis “Indonesia’s Corrupted Democracy.” Kritik terhadap demokrasi terus disuarakan di Tanah Air. 

BACA JUGA:Sri Mulyani Disebut Tak Cocok Dengan Visi dan Misi Presiden Baru Prabowo Gibran

Sukidi, pemikir kebhinekaan lulusan Harvard University, dalam esainya di Kompas, 21 Maret 2024, menulis “demokrasi sedang berada di titik nadir. 

Kategori :