John Kei sendiri yang berasal dari Pulau Kei dan Basri berasal dari Pulau Haruku. Lalu, jika dari Timor, mereka di bawah Hercules.
Bagi para pendatang, dari ketiganya sosok kharismatik yang bisa diandalkan.
Maka, tak jarang lagi bagi para pendatang itu mengikuti jejak yang serupa, yakni menjadi preman.
Kelompok yang dipimpin oleh mereka kerap ribut di ibukota Jakarta pada tahun 1990-an dan menyebabkan banyaknya orang yang terbunuh.
BACA JUGA:Fenomena Pinjol Vs Debt Collector di Para Pencari Tuhan Jilid 17 Pada Ramadan 2024
Ia pun bekerja layaknya seperti mafia yang sangat identik dengan dunia yang gelap.
Perlahan mereka pun tak lagi menjadi preman untuk penjaga ketertiban, tetapi mereka melakukan aktivitas penagihan utang atau debt collector dan makelar tanah sejak tahun 1990.
Melansir dari Vice, tumbuhnya sektor keuangan dan perbankan swasta membuat anggota kelompok itupun yang pimpinan oleh John Kei dan anggota lainnya menjadi penagih utang atau debt collector.
Hal ini pun kian marak ketika terjadinya krisis ekonomi yang membuat banyak bank pailit dan meninggalkan kredit yang macet.
BACA JUGA:Dapat Ancaman dari Debt Collector karena Tunggakan? Lakukan 3 Cara ini Melaporkannya
Kredit yang macet itu kemudian akan dikejar oleh para preman-preman ke nasabah-nasabah.
Selain itu, juga jasa-jasa mereka digunakan untuk menjaga tanah di wilayah ibukota Jakarta.
Saat itu, lahan-lahan di wilayah ibukota Jakarta masih semrawut.
Banyaknya kepemilikan yang ganda atas lahan-lahan di ibukota Jakarta.
BACA JUGA:Debt Collector Gadungan Beli Data Nasabah se-Indonesia Via Aplikasi
Akibatnya banyak penduduk yang memanfaatkan jasa-jasa dari orang Timur untuk menjaga lahan-lahannya.