KORANLINGGAUPOS.ID - POLIO masih mengintai anak-anak kita saat ini. Bahkan dibeberapa daerah di Indonesia, sudah ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio, seperti di Jawa Timur.
Untuk mencegahnya, para orang tua selalu diingatkan untuk pentingnya memberikan imunisasi lengkap ke anak-anak mereka. Dimana salah satu tujuannya, untuk mencegah polio melalui vaksin polio.
Lalu apa itu polio. Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemekes) RI, Polio adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. Virus polio ditularkan dari orang ke orang melalui fekal-oral, atau melalui air atau makanan yang terkontaminasi dan berkembang biak di usus.
dr. Maxi Rein Rondonuwu selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengungkapkan jika beberapa faktor risiko terjadinya penularan Virus Polio dikarenakan rendahnya cakupan Imunisasi Polio, kondisi kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih yang kurang baik seperti Buang Air Besar (BAB) sembarangan baik itu di sungai ataupun pada sumber air yang juga digunakan pada kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Kemenkes RI Targetkan 95 Persen Bayi Mendapat Imunisasi
Menurutnya, ketika Virus Polio tersebut masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio atau imunisasi polionya tidak lengkap, virus akan sangat mudah berkembang biak di dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga menyebabkan kelumpuhan.
Untuk menanggulangi dan memutus transmisi penularan virus polio, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk berperan aktif.
Masyarakat harus memastikan anak-anak mereka memperoleh imunisasi rutin polio lengkap sesuai usia, yaitu 4 kali polio tetes dan 2 kali polio suntik, sebelum usia 1 tahun. Lalu memastikan seluruh anak usia 0 sampai 7 tahun di seluruh wilayah memperoleh 2 dosis imunisasi polio tetes tambahan pada kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN). Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air. Segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat bila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.
Selain imunisasi lengkap, para orang tua juga wajib mengetahui gejala dari polio. Meskipun hampir 90 persen dari yang terinfeksi polio tidak mengalami gejala atau mengalami gejala ringan seperti sakit tenggorokan, demam, mual, kelelahan, sakit kepala, kekakuan di leher, nyeri pada anggota badan, dan nyeri perut.
BACA JUGA:Pentingnya Imunisasi pada Perempuan, 4 Pilar Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Mulut Rahim
Anak yang terinfeksi virus polio berisiko mengalami kelumpuhan Kelumpuhan biasa terjadi dalam 7-21 hari setelah terinfeksi. Apabila ditemukan kasus kelumpuhan mendadak pada anak-anak <15 tahun
Virus polio dapat menyerang susunan saraf pusat manusia, apabila yang diserang ada saraf motorik (alat gerak), manusia bisa lumpuh layuh tiba-tiba. Polio juga perlu diketahui dapat terjadi di semua usia, namun paling banyak terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun
Para orang tua juga harus tahu, anak-anak seperti apa yang berisiko tertular Polio. Yakni anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi polio yang lengkap. Anak-anak yang tinggal di wilayah yang memiliki banyak anak tidak mendapatkan imunisasi polio lengkap. Anak-anak yang tinggal di lingkungan sanitasi buruk dan tidak menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti tidak mencuci tangan dengan sabun, buang air besar sembarangan.
Lalu apakah anak yang sudah terlanjur terkena polio bisa sembuh ? Yang perlu diketahui, polio sangat berbahaya dan bisa menular pada anak yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit polio. Sekali anak terkena polio, maka tidak akan pernah bisa disembuhkan. Polio memang tidak bisa diobati, namun bisa dicegah dengan imunisasi. (*)