KORANLINGGAUPOS.ID - BABY Blues pada new mom atau ibu baru itu nyata adanya. Bahkan beberapa kasus ibu yang menyaiti anaknya karena terkena baby blues sudah sering terjadi.
Untuk itu para suami dan keluarga yang punya ibu baru melahirkan, yuk dijaga kesehatan mentalnya. Jangan sampai si ibu meresa dia tidak diperhatikan, karena semua orang hanya tertuju kepada anaknya saja. Dan yang lebih menyakitkan, dia pun disalahkan ketika si anak terjadi apa-apa.
Dan sebaiknya, menjaga kesehatan mental si diperhatikan dan dilakukan sejak dia hamil ya. Kenapa, karena kesehatan mental ibu hamil akan berdampak jangka panjang pada cara mereka merawat bayinya saat lahir nanti. Untuk itu sangat penting untuk mendukung mental perinatal atau kesehatan mental selama kehamilan.
Lalu apa sebenarnya baby blues itu. Dikutip dari Disway.id Baby blues syndrome adalah gangguan kesehatan mental yang dialami wanita pasca melahirkan.
BACA JUGA:Hipertensi Bisa Picu Kematian Mendadak, Ini Faktanya
Karena proses melahirkan merupakan momen yang tidak mudah untuk setiap ibu, tak jarang ibu mengalami perubahan suasana hati secara drastis hingga mengalami baby blues syndrome.
Tanda baby blues pada ibu baru biasanya dimulai dengan munculnya perubahan suasana hati, seperti gundah dan sedih secara berlebihan. Nantinya gejala baby blues syndrome dapat memburuk pada hari ke 3-4 setelah melahirkan dan berlangsung selama 14 hari.
Meski begitu, kondisi ini tidak dapat diabaikan begitu saja.
Apabila kondisi tersebut tak kunjung membaik setelah 2 minggu, maka ibu harus segera berkonsultasi dengan dokter terkait. Karen Baby blues dapat berlanjut menjadi postpartum depression (depresi pasca melahirkan) yang dapat membahayakan ibu dan bayi.
Saat ini RS Marzoeki Mahdi menjalin kerjasama dengan King’s College London Hospital untuk mengmbangkan layanan kesehatan mental perinatal di Indonesia.
BACA JUGA:Mau Hati Selalu Senang, Coba Konsumsi Buah Ini
Kerja sama ini dilakukan sebagai respons terhadap tingginya kasus kesehatan mental pada ibu yang baru melahirkan.
Berdasarkan data BKKBN pada 2024, sebanyak 57% ibu di Indonesia mengalami gejala baby blues, yakni depresi ringan setelah melahirkan.
Persentase tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan risiko baby blues tertinggi di Asia.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya pemahaman dan perawatan terhadap kesehatan mental. Ia juga menyarankan agar kesehatan mental menjadi perhatian bersama, dan mengajak setiap individu untuk terlibat dalam menciptakan gerakan mengatasi masalah mental.