Diramal Bakal Tumbang, Berikut 6 Raksasa Teknologi yang Terdaftar Salah Satunya Apple

Diramal Bakal Tumbang, Berikut 6 Raksasa Teknologi yang Terdaftar Salah Satunya Apple -Tangkap Layar-

KORANLINGGAUPOS.ID - Telah diramal oleh Jonathan Golub, ahli strategi UBS Global Research ada 6 raksasa teknologi yang bakal tumbang dalam beberapa kuartal ke depannya nanti.

Mereka yang disebut "Top 6 Raksasa Teknologi" terdiri dari Apple, Amazon, Alphabet, Meta, Microsoft, dan Nvidia,

Pertumbuhan dalam laba per saham (EPS) untuk keenam raksasa teknologi 'Top 6 Raksasa Teknologi' tersebut diproyeksikan bakalan turun menjadi 15,5% pada kuartal pertama tahun 2025, dari perkiraan 42,2% untuk periode yang sama pada tahun ini.

BACA JUGA:Kecanggihan Teknologi Iron Dome

Diprediksikan enam raksasa teknologi ini bakal tumbang yang diungkap oleh Jonathan Golub, ahli strategi UBS Global Research.

Ia juga mencoba untuk menurunkan peringkat perusahaan-perusahaan yang berkapitalisasi besar tersebut.

"Penurunan peringkat Top raksasa teknologi yang kami lakukan, dari 'Overweight' menjadi 'Netral', tidak didasarkan pada valuasi yang diperpanjang, atau keraguan terhadap kecerdasan buatan," ujar Golub, yang dikutip dari Reuters, pada Sabtu 27 April 2024.

BACA JUGA:Presiden Rusia Vladimir Putin Ketahuan Selingkuh, Film Propaganda Teknologi AI

"Dan sebaliknya, hal ini merupakan pengakuannya terhadap adanya persaingan dalam teknologi yang sulit dan kekuatan siklus yang membebani saham-saham,"jelasnya.

Kendati demikian, para saham-saham perusahaan teknologi lainnya di luar 'Top 6 Raksasa Teknologi' telah diramal akan berkinerja lebih baik.

Kenaikan EPS-nya telah ditargetkan hampir 26% pada kuartal pertama 2025, dari 11,1% yang diproyeksikan untuk periode yang sama pada tahun 2024 ini.

BACA JUGA:Nokia X200 5G, Hp Nokia Terbaru 2024 yang Punya Teknologi Canggih Dengan Harga Bersahabat

Perusahaan-perusahaan Top 6 Raksasa Teknologi yang dianggap sebagai pemimpin sektor dalam teknologi dan kinerja S&P 500, akan melaporkan hasil kuartalannya dalam dua minggu ke depan di 2024 ini.

Meningkatnya hasil obligasi, data ekonomi AS baru-baru ini yang lebih tinggi dari perkiraan, dan ketidakpastian seputar prospek penurunan suku bunga Federal Reserve juga membebani para saham-saham dengan valuasi tinggi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan