Jembatan Putus Diterjang Banjir, Warga Muratara Harus Keluarkan Uang Jutaan untuk Nyeberang Sungai Rupit
Sebuah truk menyeberang Sungai Rupit dengan beberapa perahu, penampakan ini hanya terjadi di Kabupaten Muratara pasca banjir bandang merusak jembatan permanen di Kecamatan Karang Jaya.-Foto: Dokumen -Rupit Rawas Community
MURATARA, KORANLINGGAUPOS.ID - Banjir bandang yang menerjang beberapa desa yang ada di Kecamatan Karang Jaya 16 April 2024 telah mengakibatkan jembatan penghubung antara desa putus, seperti Desa Sukamenang, Desa Rantau Telang dan Desa Tanjung Agung.
Akibatnya sangat menyulitkan aktivitas masyarakat untuk menyebrang sungai.
Dilansir dari akun facebook Rupit Rawas Community, tampak video yang menampilkan pemandangan mobil truk yang sedang menyebrang sungai menggunakan jasa transportasi perahu atau biduk yang sangat banyak jumlahnya disusun menjadi satu.
Sehingga menjadi sebuah penopang untuk kendaraan yang akan melintasi sungai tersebut, ternyata mobil yang menyeberang tersebut adalah kendaraan yang akan digunakan untuk pengangkutan hasil dari tambang masyarakat.
BACA JUGA:5 Desa Diterjang Banjir dan 3 Jembatan Gantung Putus di Karang Jaya Muratara
Hasil wawancara KORANLINGGAUPOS.ID dengan salah satu warga Sukamenang, Rozi mengatakan untuk melintasi sungai tersebut masyarakat harus menggunakan jasa perahu dari warga yang menyediakan jasa disana.
Namun biaya yang harus dibayar cukup sangat mahal, untuk per kepala dikenai biaya Rp.10.000/orang, kendaraan roda dua seharga Rp 50.000/kendaraan, mobil pribadi sebesar Rp 1.500.000/kendaraan, kendaraan besar seperti mobil diesel harus membayar biaya sebesar Rp 3.500.000,
Hal ini dikarenakan jumlah perahu yang digunakan untuk menyebrangkan kendaraan itu cukup banyak, sehingga mengeluarkan bahan bakar yang besar pula, sehingga harga jasanya pun cukup mahal.
“Dengan kondisi semacam ini tentu akan menyulitkan aktivitas warga,” jelasnya.
BACA JUGA:Inilah Kronologi Jembatan yang berada di Megang Sakti 1 Telah Rusak Parah
Dirinya mengatakan memang sudah pernah disampaikan oleh Bapak Bupati Muratara terkait dengan rencana pembangunan kembali jembatan putus tersebut, namun jangka waktunya masih dalam waktu satu sampai dua tahun kedepan, sehingga menjadi polemik tersendiri bagi masyarakat.
“Karena jembatan tersebut menjadi satu-satunya akses untuk warga melakukan aktivitas sehari-hari, apalagi mayoritas warga disini bermata pencarian tambang emas, artinya sangat membutuhkan jembatan untuk melakukan penyebrangan ke Desa Sukamenang,” jelasnya.
“Harapan kami mohon dari pihak pemerintah untuk segera diadakan perbaikan jembatan yang menjadi penghubung antara tiga desa tersebut, guna melancarkan mobilitas penduduk yang ada disini, minimal jembatan gantung dulu untuk pejalan kaki maupun kendaraan roda dua jika memang jembatan beton belum bisa dibangun,” harapnya.(*)