Jelang Idul Adha Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau Segera Bentuk Tim Pengawasan Hewan Ternak di Pengepul Hewan
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Abdullah Fikri-Foto : Rina Maris-Linggau Pos
BACA JUGA:Kabupaten Musi Rawas Tersedia 2.491 Ekor Hewan Qurban
"Untuk tahun ini kita belum tahu. Nanti kita data dulu, baru diketahui perbandingannya," jelasnya.
Lalu di hari H setelah Shalat Id, petugasnya turun kembali untuk pengawasan pemotongan hewan kurban. Ini juga untuk memastikan setelah dipotong, daging hewan kurban layak dikonsumsi.
"Selain itu kami juga mendorong para peternak kita untuk menjaga populasi ternak mereka yang sedikit ini jangan sampai habis. Biasanya sih, setelah hewan ternak mereka jual, sisa uangnya mereka belikan lagi pedet atau anak ternak, untuk diternakan lagi. Ya seperti itu saja terus untuk menjaga populasinya tetap ada disini," jelasnya.
Pihaknya bersyukur, hingga saat ini belum ditemukan kerbau yang terkena penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau Haemorraghic Septecaemia (HS) atau yang lebih dikenal penyakit ngorok.
BACA JUGA:Petugas Puskeswan Musi Rawas Mulai Data Hewan Qurban
Sebelumnya ia mengungkapkan lagi-lagi hal ini dikarenakan populasi kerbau maupun sapi di Lubuklinggau memang tidak sebanyak seperti di daerah lain.
"Populasi kita masih sedikit. Ya paling banyak hanya di daerah Ulu Malus, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1 dan Kecamatan Lubuklinggau Utara 1 seperti di Kelurahan Mangun Rejo. Populasinya pun ya paling lebih kurang hanya 80 sampai 100 ekor saja. Belum ada laporan artinya belum ada temuan kasus. Kita juga daerahnya yang ada populasi kerbau juga jauh," jelasnya.
Namun tegas Abdullah Fikri, bukan berarti para peternak di Lubuklinggau jadi santai dan tidak waspada.
"Harus tetap waspada. Karena ini virus yang bisa kapan saja tertular. Terutama dari media yang bergerak. Tetap pantau kesehatan hewan ternak mereka," pesannya.
BACA JUGA:3 Pihak Utama Telah Menentukan Tanggal Perayaan Idul Adha 2024, Kapan Tanggalnya? Yukk Ketahui
Untuk upaya pencegahan dari pihaknya, ia mengaku pihaknya rutin melakukan penyuluhan, komunikasi, edukasi dan informasi mengenai penyakit ini.
"Kita juga rutin menyebarkan penyuluh kita mengingatkan ke peternak kita untuk tetap waspada. Jika ada ciri-ciri yang mendekati seperti kerbau mereka tidak biso bernafas, seperti setengah gila segera lapor. Nanti akan segera kita tindaklanjuti.
Ketika ditemukan tegasnya, hewan tersebut segera diisolasi supaya tidak menularkan ke kerbau yang lain. Hal-hal pencegahan seperti ini tegasnya lagi harus terus dilakukukan meskipun belum ada kasus.
"Memang sejauh ini yang kita tahu di Muratara yang sudah ditemukan kasus, karena populasi kerbau mereka cukup banyak. Yang perlu diingat peternak kerbau jika penyakit ini bisa tertular mau kerbau liar maupun kerbau ternak," pesannya lagi. (*)