Curhat Warga Lubuklinggau yang Tinggal di Bantaran Sungai dan Kena Banjir Bandang, untuk Makan saja Susah

HANCUR - Tarima salah satu warga yang rumahnya hancur akibat banjir bandang di Kelurahan Wikarakarya, Kecamatan Lubuklinggau TImur II, Kamis 6 Juni 2024.-Foto: Apri Yadi-Linggau Pos

KORANLINGGAUPOS.ID - Pasca banjir bandang menimpa sejumlah kelurahan di Kota Lubuklinggau Senin 3 Juni 2024, isu relokasi rumah warga di Daerah Aliran Sungai (DAS) berhembus.

Bagaimana tanggapan korban banjir bandang terhadap wacana adanya relokasi ini?

Saat dikonfirmasi KORANLINGGAUPOS.ID Kamis 6 Juni 2024 Tarima salah satu warga yang rumahnya hancur akibat banjir bandang itu  belum bisa memberikan banyak komentar.

Tarima hanya mengungkapkan kesedihanya, sebab satu-satunya tempat tinggal bagi dia dan keluarga hancur. Seisi rumah habis.

BACA JUGA:Melalui Program BTB, Baznas Kota Lubuklinggau Berikan Bantuan untuk Korban Banjir

Kini ia mengungsi di rumah kosong milik tetangganya.

“Rumah saya hancur. Tidak layak huni lagi,” tutur Tarima, warga RT 8 Wirakarya, Kecamatan Lubuklinggau Timur II tersebut.

Tentang musibah yang menimpanya, Tarima sangat ingat kejadian itu berawal hujan deras lalu air Sungai Mesat naik  pukul 24.00 WIB sampai dengan pukul 03.00 WIB.  

“Barang-barang kami  hanya tinggal baju di badan. Semua isi rumah hanyut dibawa arus sungai yang pada malam itu deras dengan mencapai dua meter,” tutur Tarima. 

BACA JUGA:Bocah Hanyut Pasca Banjir Bandang di Lubuklinggau Ditemukan, Begini Pernyataan Ayah Korban

Rumahnya itu dihuni delapan orang. Tarima, suami, dan 6 anak.

“Suami saya kesehariannya bekerja sebagai kuli,” jelas Tarima sambil membenarkan selama tinggal 7  tahun di RT 8 Wira Karya rutin merasakan banjir.

“Tapi yang paling besar banjir tahun ini. Sampai  menghancurkan rumah ,” jelasnya.

Mengenai relokasi yang diwacanakan Pemerintah Kota Lubuklinggau  Tarima mengaku siap.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan