Curhat Warga Lubuklinggau yang Tinggal di Bantaran Sungai dan Kena Banjir Bandang, untuk Makan saja Susah

Reporter: APRI YADI |

Editor: SULIS |

Kamis , 06 Jun 2024 - 21:14

HANCUR - Tarima salah satu warga yang rumahnya hancur akibat banjir bandang di Kelurahan Wikarakarya, Kecamatan Lubuklinggau TImur II, Kamis 6 Juni 2024.-Foto: Apri Yadi-Linggau Pos

“Kami siap. Karena sudah trauma tinggal di sini,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Amina yang sudah 3 tahun tinggal di RT 08 Wira Karya.

“Akibat banjir itu, kamar dan dapur rumah kami hancur. Seisi rumah habis. Kerugian jutaan rupiah,” jelas Amina.

Jika dilihat di lokasi lokasi tinggal Amina memang di sebuah pulau, atau dataran yang dikelilingi Sungai Mesat.

Amina juga sangat setuju jika pemerintah mewacanakan untuk dilakukan relokasi.

“Kami sangat siap kalau ada relokasi asal itu gratis bagi warga miskin, namun kalau untuk bayar ya kami tidak sanggup karena, untuk makan sehari-hari saja kami susah. Keseharian kami kuli di pasar. Upah sehari-hari paling besar Rp 50 ribu,” tuturnya.

Menurut Amina, mereka rela tinggal di DAS karena tidak mampu beli tanah di tempat yang baik.

“Tanah tempat kami bangun rumah ini kredit sebulan Rp 250 ribu dengan harga sebelumnya hanya Rp 3,5 juta. Dengan penghasilan dari kuli di pasar bagaimana kami mau bayar kredit, untuk makan saja susah,” aku Amina.

Iie Sumirat selalu Camat Lubuklinggau Timur II mengungkapkan ada 6 kelurahan yang terdampak banjir bandang yakni Kelurahan Wirakarya, Karya Bakti, Mesat Seni, Mesat Jaya, Kelurahan Ceremeh Taba dan Dempo.

Namun yang sangat terdampak yakni Kelurahan Wirakarya dan Karya Bakti. 5 Rumah hancur di Kelurahan Karya Bakti dan Wirakarya, dengan 200 rumah yang ada di bantaran sungai yang ada di Kecamatan Lubuklinggau Timur II.

"Untuk isu relokasi rumah yang ada di bantaran sungai kali Mesat ini belum ada surat resminya, “ jelas Camat.

Menurut dia, kebijakan pemerintah untuk relokasi itu sangatlah baik.

curhat warga lubuklinggau yang tinggal di bantaran sungai dan kena banjir bandang, untuk makan saja susah                            koranlinggaupos.id - pasca banjir bandang menimpa sejumlah kelurahan di kota lubuklinggau senin 3 juni 2024, isu relokasi rumah warga di daerah aliran sungai (das) berhembus.
bagaimana tanggapan korban banjir bandang terhadap wacana adanya relokasi ini?
saat dikonfirmasi koranlinggaupos.id kamis 6 juni 2024 tarima salah satu warga yang rumahnya hancur akibat banjir bandang itu  belum bisa memberikan banyak komentar.
tarima hanya mengungkapkan kesedihanya, sebab satu-satunya tempat tinggal bagi dia dan keluarga hancur. seisi rumah habis.
baca juga:melalui program btb, baznas kota lubuklinggau berikan bantuan untuk korban banjir
kini ia mengungsi di rumah kosong milik tetangganya.
“rumah saya hancur. tidak layak huni lagi,” tutur tarima, warga rt 8 wirakarya, kecamatan lubuklinggau timur ii tersebut.
tentang musibah yang menimpanya, tarima sangat ingat kejadian itu berawal hujan deras lalu air sungai mesat naik  pukul 24.00 wib sampai dengan pukul 03.00 wib.  
“barang-barang kami  hanya tinggal baju di badan. semua isi rumah hanyut dibawa arus sungai yang pada malam itu deras dengan mencapai dua meter,” tutur tarima. 
baca juga:bocah hanyut pasca banjir bandang di lubuklinggau ditemukan, begini pernyataan ayah korban
rumahnya itu dihuni delapan orang. tarima, suami, dan 6 anak.
“suami saya kesehariannya bekerja sebagai kuli,” jelas tarima sambil membenarkan selama tinggal 7  tahun di rt 8 wira karya rutin merasakan banjir.
“tapi yang paling besar banjir tahun ini. sampai  menghancurkan rumah ,” jelasnya.
mengenai relokasi yang diwacanakan pemerintah kota lubuklinggau  tarima mengaku siap.
baca juga:banjir bandang robohkan bangunan smpn 5 lubuklinggau, disdik dan pemkot cari solusi
“kami siap. karena sudah trauma tinggal di sini,” imbuhnya. 
hal senada disampaikan  amina yang sudah 3 tahun tinggal di rt 08 wira karya.
“akibat banjir itu, kamar dan dapur rumah kami hancur. seisi rumah habis. kerugian jutaan rupiah,” jelas amina.
jika dilihat di lokasi lokasi tinggal amina memang di sebuah pulau, atau dataran yang dikelilingi sungai mesat.
baca juga:396 kk di lubuklinggau yang terdampak banjir terima bantuan
amina juga sangat setuju jika pemerintah mewacanakan untuk dilakukan relokasi.
“kami sangat siap kalau ada relokasi asal itu gratis bagi warga miskin, namun kalau untuk bayar ya kami tidak sanggup karena, untuk makan sehari-hari saja kami susah. keseharian kami kuli di pasar. upah sehari-hari paling besar rp 50 ribu,” tuturnya. 
menurut amina, mereka rela tinggal di das karena tidak mampu beli tanah di tempat yang baik.
“tanah tempat kami bangun rumah ini  kredit sebulan rp 250 ribu dengan harga sebelumnya hanya rp 3,5 juta. dengan penghasilan dari kuli di pasar bagaimana kami mau bayar kredit, untuk makan saja susah,” aku amina.
baca juga:korban banjir di lubuklinggau kesulitan air bersih
iie sumirat selalu camat lubuklinggau timur ii  mengungkapkan ada 6 kelurahan yang terdampak banjir bandang yakni kelurahan wirakarya, karya bakti, mesat seni, mesat jaya, kelurahan ceremeh taba dan dempo.
namun yang sangat terdampak yakni kelurahan wirakarya dan karya bakti. 5 rumah hancur di kelurahan karya bakti dan wirakarya, dengan 200 rumah yang ada di bantaran sungai yang ada di kecamatan lubuklinggau timur ii.
"untuk isu relokasi rumah yang ada di bantaran sungai kali mesat ini belum ada surat resminya, “ jelas camat. 
menurut dia, kebijakan pemerintah untuk relokasi itu sangatlah baik. 
baca juga:lubuklinggau diterjang banjir bandang, balita terbawa arus sungai 
“kalau nanti memang ada kita akan mensosialisasikan dahulu kepada warga di bantaran sungai itu,” jelasnya. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, JUMAT, 7 JUNI 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan