Belajar Bisnis Sejak Dini Melalui Indomie

LanangDiayudha SE, M. Env Mgt, Dosen Universitas Bunda Mulia-Foto: Dokumen Pribadi.-

Namun setelah covid melanda dan mengakibatkan harus tutupnya restoran dan lainnya mengakibatkan banyak juga bisnis ini yang akhirnya menyerah.

Disini kita juga belajar, bahwa setiap bisnis pasti mempunyai resiko, dan dalam hal ini nilai investasi yang dikeluarkan tinggi karena tidak hanya tempat yang besar namun juga tampilan luar dan dalam yang modern namun diterpa bencana akhirnya memberatkan mereka.

Setelah bencana tersebut juga terjadi perubahan perilaku pasar.

BACA JUGA:Mie Instan atau Bumbunya, Manakah Yang Lebih Berbahaya Untuk Kesehatan? Ini Penjelasannya

Dari Analisa diatas lokasi-lokasi menjadi hal penting untuk sebuah bisnis kuliner, namun sepertinya tidak berlaku dengan Warung Indomi Banglades saat ini, mereka selalu ramai peminat.

Lokasi mereka tidak selalu berada dikeramaian tetapi pengunjung tetap mencari mereka, berarti magnet dari produk yang djiual menjadikan bisnis ini menarik untuk kita dalami dan kita bisa memulai bisnis dengan memanfaatkan produk mi instan Indomie.

Mari kita kaji dari sisi bisnis Warung Indomie Banglades:

  1. Produk sudah jelas mi instan dengan merk Indomie
  2. Jenis masakan tidak banyak dan sebenarnya bisa dibuat sendiri namun dengan bumbu rempah khas serta penambahan istilah pudding yaitu telur setengah matang.
  3. Jenis minuman juga biasa sajahanya terdapat minuman khas seperti Jus Martabe, air badak, teh Tarik serta kopi tariknya.
  4. Desain warung, terbuka, tidak menggunakan AC, parkiran motor luas, penerangan terang (tidak gelap), meja kursi kayu biasa, dapur yang terbuka dan tidak membutuhkan peralatan dapur yang special.
  5. Sistem pembayaran bisa mobile banking namun juga bisa cash
  6. Harga yang ditawarkan relatif murah menyasar usia 14-40 tahun dengan target seluruh kelas social masyarakat Indonesia.

Bagaimana dengan keuntungan yang mereka tetapkan, untuk makanan memang paling mudah kita hitung, seperti harga satuan mi instan, harga satuan telur, penggunaan gas, gaji karyawan serta biaya lainnya.

Keuntungan terbanyak sebenarnya bisa didapat dari ragam minumannya.

Mungkin secara bisnis kuliner sama dimana saja, minuman memiliki tingkat keuntungan yang lebih besar dari makanannya.

Rata-rata mereka tidak mengambil margin yang tinggi untuk bisnis ini, namun kuantiti yang mereka harapkan.

BACA JUGA:Lagi Mager, Yuk Bikin Sendiri Mie Goreng Jawa

Sehingga margin kecil namun dengan kuantiti yang tinggi mengakibatkan keuntungan yang diperoleh menjadi besar, ditambah lagi biasanya mereka berjualan buka 24 jam artinya tidak pernah tutup. 

Sehingga dari sisi nilai sewa bangunan atau tanah pembagiannya bisa dibagi 24 jam sehari, bandingkan jika kita berbisnis kuliner lainnya yang misalnya buka jam 6 pagi dan tutup jam 9 malam, ada 9 jam nilai sewa yang tidak efektif.

Untuk masa berlaku juga Panjang, tidak ada waste dalam bisnis ini, semua dapat terjual sebelum masa waktu penggunaannya berakhir.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan