RS Siloam Silampari Lubuklinggau Sukses Gelar Diskusi Kesehatan, Dalam Rangka Hari Keluarga Nasional

Narasumber Diskusi Kesehatan dr. Idola Pratiwi Harianja, Sp.T.H.T.B.K.L dan Daniel Rizky Wicaksono, M.Psi, Psikolog foto bersama perwakilan peserta. -Foto : Yezi Fadly-Linggau Pos

Gejala jika benda asing masuk saluran napas, ditandai dengan nafas berbunyi, nafas satu-satu atau tidak lancar.

“Yang paling berbahaya, jika benda asing sudah masuk ke saluran nafas bawah, maka terjadi stadium interval asimptomatik, dimana tidak ada gejala sama sekali, karena mukosa saluran nafasnya sudah beradaptasi dengan benda asing.”pungkas dokter yang menamatkan spesialis di Universitas Udayana ini.

Pada stadium ini anak akan mengalami komplikasi, seperti demam, sesak nafas, tarikan suara berbunyi , hingga terjadi infeksi pada paru-paru.

Tatalaksana jika terjadi benda asing menyumbat jalan napas, yang ditandai tersedak atau bahkan pingsan adalah Heimlich maneuver, yaitu teknik mendorong perut pasien untuk memaksa makanan keluar dari tenggorokan yang hanya dilakukan jika dalam kondisi darurat.

Ia berpesan kepada orang tua untuk tidak melakukan intervensi apapun jika benda asing masuk ke saluran napas, dan segera bawa pasien ke rumah sakit.

Materi kedua disampaikan oleh Psikolog Daniel Rizky Wicaksono, M.Psi, Psikolog tentang toxic parenting.

Menurutnya, toxic parenting adalah pola asuh yang keliru.

BACA JUGA:Buka Bersama Rekanan Corporate, RS. Siloam Silampari Komitmen Beri Layanan dan Perawatan Terbaik Kepada Pasien

“Terkadang dalam mengekspresikan rasa kasih sayang kita kepada anak, kita sering lupa, bahwa yang kita beri kepada anak itu adalah keliru,”ucapnya.

Beberapa ciri-ciri toxic parenting adalah berlebihan dalam membatasi dan mengontrol anak, sering menyalahkan anak, terlalu sering mengkritik anak, mempermalukan, membandingkan dan membicarakan anak, tidak menetapkan batasan yang jelas, terlalu medikte anak, dan lain-lain.

Padahal setiap anak itu memiliki pilihan, dan memiliki keinginan sendiri, tetapi kita kadang yang sering mengontrol anak untuk tidak melakukan pilihan itu.

Anak yang sering mendapatkan pola asuh yang keliru akan memiliki dampak yang mungkin timbul saat ini ataupun ketika mereka telah dewasa nanti.

Ia menambahkan, beberapa dampak pada anak dengan toxic parenting yaitu memicu stress, kadang anak tidak betah dirumah, munculnya gangguan psikologi dan memiliki self esteem yang rendah, atau kepercayaan diri yang rendah.

“Anak-anak yang sering didikte, biasanya mereka akan takut dan ragu-ragu dalam bertindak atau mengambil keputusan.”ungkapnya.

Cara yang paling efektif untuk mengatasi toxic parenting yaitu introspeksi diri bagi orang tua.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan