Pilkada Serentak 2024, Begini Kriteria Memilih Pemimpin Menurut Ulama Lubuklinggau

Ustadz Raji Ibnu Latif, M.Pd.I-Foto : Dokumen-Linggau Pos

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Pemilihan pemimpin merupakan salah satu aspek penting dalam pilar suatu bangsa, apalagi di negara demokrasi seperti Indonesia. 

Pemimpin tentunya mempunyai peranan penting dalam pengambilan kebijakan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Sehingga Islam memberikan perhatian yang besar terhadap permasalahan kepemimpinan dan memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana memilih pemimpin yang sesuai dengan pedoman Islam.

Lantas bagaimana cara bijak memilih pemimpin dan menghadapi pemilu?

BACA JUGA:Ustadz Raji : Semoga Lubuklinggau Mendapatkan Pemimpin yang Dapat Mencegah Perbuatan Judi

Jumat 5 Juli 2024, saat diwawancarai KORANLINGGAUPOS.ID, ulama kondang Lubuklinggau Ustadz Raji Ibnu Latif, M.Pd.I mengatakan, dalam proses pemilihan kepala daerah atau pilkada  para pendukung  maupun calon itu sendiri seharusnya tidak saling fitnah, saling mengungkap keburukan.

Hal tersebut merupakan perbuatan yang dibenci agama. Sama seperti memakan bangkai saudaranya sendiri.

"Gunakan cara-cara yang elegan untuk mempromosikan, mengkampanyekan calon-calon yang kita dukung. Agar yang terlihat itu kebaikan tanpa harus menjelek-jelekkan lawan politik kita," terangnya.

Ustadz Raji menjelaskan, memilih pemimpin atau untuk mendapatkan pemimpin yang baik dalam Islam, maka idealnya harus seperti memilih imam atau pemimpin di dalam shalat. 

BACA JUGA:Bupati Musi Rawas : Pemimpin yang Suka Berbohong, Maka Tidak Perlu Dipilih Lagi

"Yang harus kita pilih adalah orang yang cakap, yang memiliki ilmu tentang kepemimpinan itu, tentang membangun daerah atau satu negara. Yang dipilih adalah memang yang terbaik, ilmunya cukup, akhlaknya baik, agamanya baik.

Nah, InsyaAllah jika demikian, dia akan menjadi pemimpin yang adil yang didambakan oleh setiap manusia atau setiap rakyat yang ada," pintanya.

Tiap pemimpin yang baik adalah diantaranya calon pemimpin itu jujur, amanah atau dapat dipercaya, memiliki kecerdasan atau fatanah, memiliki akhlak yang baik, dan jangan lupa pemimpin yang dicintai dan mencintai rakyat.

Menurut Ustadz Raji, jika ada orang yang mati-matian mendukung pemimpin tersebut, maka kita sebagai umat muslim harus mengingatkan dengan kelembutan, bijaksana, dan penuh hikmah. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan