Seminar Parenting SIT Mutiara Cendekia Lubuklinggau 2024 : Anak Butuh Orang Tua yang Menjadikannya Hebat

Opa Firdaus sebagai Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Dakwah Pelita Taqwa, Oma Retno selaku Ketua Yayasan Pendidikan dan Dakwah Pelita Taqwa, Direktur SIT Mutiara Cendekia Dr. H. Umar Diharja, SP, MAP, dan pengurus yayasan yakni Drh Gunjal Ritonga, Drh-Foto : Dokumen -SIT Mutiara Cendekia


Penampilan Anak Didik PAUD IT Mutiara Cendekia dalam Seminar Parenting Akbar di Sekolah Islam Terpadu Mutiara Cendekia Lubuklinggau Sabtu 6 Juli 2024.-Foto : Dokumen -SIT Mutiara Cendekia

Sang Mama mengeluh, kenapa demikian. 

“Saat saya tanya anaknya, sejak kapan nggak suka Matematika? Dia jawab sejak SD. Saat itu yang memicunya tak suka Matematika karena ia tak faham dengan cara guru dalam menjelaskan. Padahal IQ anak tinggi. Orang tua si anak, bukan fokus pada kelebihan anak dengan mencari solusi misal dileskan, cari guru matematika yang cocok dengan anak, atau memahami gaya belajar anak. Tapi lebih pada menjudge bahwa si anak memang lemah dibidang Matematika dan tidak mungkin bisa meraih nilai tinggi. Maka ini menimbulkan luka bagi si anak, sementara dari sisi potensi anaknya sangat berbakat. Lalu siapa sebenarnya yang ‘membunuh’ potensi anak itu? Siapa yang menimbulkan ‘luka’ bagi si anak ini? Ya kita sudah tahu jawabannya. Maka mulai saat ini, fokus pada kelebihan anak, karena setiap anak pasti ada kelebihan dan kekurangan. Tugas orang tua menggali dan memfasilitasi mereka berkembang,” tutur Intan.


Penampilan murid yang aktif dalam ekskul Marching Band SIT Mutiara Cendekia dalam Seminar Parenting Akbar di Sekolah Islam Terpadu Mutiara Cendekia Lubuklinggau Sabtu 6 Juli 2024.-Foto : Dokumen -SIT Mutiara Cendekia

BACA JUGA:SMPIT Mutiara Cendekia Lubuklinggau Giatkan Program ‘Sedekah Subuh’

Lalu bagaimana cara kita berdamai dengan ‘Luka pengasuhan masa lampau?’, kata Intan, yang bisa melakukan itu hanya diri kita sendiri.

“Perlawanannya ada pada diri kita sendiri. Caranya, berdamai dengan diri sendiri dan mencoba memaafkan orang tua kita. Karena bagaimanapun pola asuh yang orang tua lakukan masa lalu, sudah menjadikan kita pada titik seperti saat ini. Mereka orang tua kita. Mereka orang terhebat dalam hidup kita,” tutur Intan.


Ustadz Khoiri Wahyudi, S.Pd dan Bunda Dede Kurniasih, S.Pd saat menjadi Master Ceremony pembukaan Seminar Parenting Akbar di Sekolah Islam Terpadu Mutiara Cendekia Lubuklinggau Sabtu 6 Juli 2024. -Foto : Dokumen -SIT Mutiara Cendekia

“Karena  jika luka ini dibiarkan terus menerus, kita bisa saja menjadikannya dendam. Setelah dendam, kita menjadi persis punya pola asuh yang kita sendiri tidak sukai. Banyak akhirnya orang tua yang membesarkan anaknya dengan kekerasan. Dan akhirnya, anak tumbuh jadi pelaku bullying. Karena dia melihat Mama Papanya membesarkannya dengan cacian, makian, bahkan tamparan, bisa juga cubitan. Anak menganggap hal itu biasa. Maka ketika dia melakukan bully pada temannya, menganggap hal yang dilakukannya itu biasa sebab ia pun menerima perlakuan sama dari Mama dan Papanya. Naudzubillah,” tutur Intan.

Jadi, terang Intan, kita tak akan mungkin mengubah sejarah.


Penampilan murid SDIT Mutiara Cendekia dalam Seminar Parenting Akbar di Sekolah Islam Terpadu Mutiara Cendekia Lubuklinggau Sabtu 6 Juli 2024. -Foto : Dokumen -SIT Mutiara Cendekia

BACA JUGA:Wisuda Tahfidz Alquran SMPIT Mutiara Cendekia Lubuklinggau, Peserta Terbaik Dapat Hadiah Umroh

Tapi kita bisa mendelete kenangan-kenangan yang merusak memori kita untuk bahagia.

“Maka, jangan sampai kita biarkan luka masa lampau mengganggu masa depan kita dan anak kita. Sebab anak-anak kita butuh orang tua yang bisa mendidik mereka jadi  orang-orang hebat di masa depan,” imbuhnya. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan