Eksistensi Taman Olahraga Silampari (TOS) sebagai Ruang Ketiga Publik

Dr. Susyanto Tunut, MM-foto : dokumen pribadi-

Media sosial menjadi jembatan atas keterasingan, karena  semua   orang   dapat   terhubung,   berkomunikasi,   dan   berinteraksi.   Ini   berkaitan   dengan karakteristik kedua,   bahwa   keterhubungan   Gen   Z   dengan   orang   lain   adalah   hal   yang terpenting.  Ketiga, kesenjangan keterampilan dimungkinkan terjadi dalam generasi Z. Ini yang  menyebabkan  upaya  mentransfer  keterampilan  dari  generasi  sebelumnya  seperti  komunikasi interpersonal,    budaya    kerja,    keterampilan    teknis    dan    bepikir    kritis    harus    intensif  dilakukan. Keempat,  kemudahan  Gen  Z  menjelajah  dan  terkoneksi  dengan  banyak  orang  di berbagai  tempat  secara  virtual  melalui  koneksi  internet,  menyebabkan  pengalaman  mereka menjelajah secara geografis menjadi terbatas.

Jika dibandingkan dengan ciri-ciri Generasi Millenial dan Gen Z, pelaku UMKM yang beroperasi di TOS belum sepenuhnya mencerminkan sifat dan karakter yang seharusnya melekat.  Hal ini dapat dilihat dari rendahnya literasi terhadap media sosial.  Kepemilikan akun media social dan pemanfaatannya untuk promosi produk belum dilakukan secara optimal.  Hal ini perlu diteliti lebih lanjut, mengingat penelitian ini tidak mencakup kepemilikan telepon pintar/android di kalangan UMKM.

BACA JUGA:Dosen Universitas Bina Insan Lakukan Pengabdian Kepada Masyarakat Pegiat UMKM di Jambi

Belum optimalnya penggunaan media sosial di kalangan responden juga dimungkinkan karena sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pendidikan atau pelatihan bisnis (111 atau 93,3 persen) dan tidak mengikuti organisasi/perkumpulan/paguyuban bisnis (108 atau 90,6 persen).  Siswanto dan Satriawan (2023) dalam penelitiannya menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan memiliki pengartuh yang signifikan terhadap motivasi UMKM.  Putri dkk (2023) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa pelatihan pelaku UMKM meningkatan inovasi dan jejaring bagi mereka.

3. Respon UMKM Dan Pengunjung Terhadap Keberadaan TOS

Pada umumnya Responden menyatakan  keberadaan TOS membantu usaha mereka.  Terdapat 6 (enam) atau 5 (lima) persen Responden yang menyatakan bahwa keberadaan TOS kurang membantu.  Melalui in depth interview diketahui bahwa sikap ini terkait dengan dagangannya kurang laku.  Responden ini diketahui berjualan Kacamata (sun glasses) dan Ikan Cupang.  

Banyaknya pedagang kuliner menunjukkan bahwa produk kuliner diminati oleh pengunjung TOS.  Hasil in depth interview terhadap beberapa pengunjung menunjukkan bahwa selain berolahraga, tujuan utama berkunjung ke TOS adalah untuk wisata Kuliner.  Pengunjung yang lain menyatakan bahwa untuk berolahraga mereka memilih weekdays, sedangkan hari Minggu sengaja untuk rekreasi bersama keluarga dan menikmati kuliner yang dijajakan.

BACA JUGA:Top Banget! UMKM Olah Ikan Seluang jadi Kerupuk Omzet Jutaan

Sebagian besar (91,6 persen) UMKM dan Pengunjung menyatakan bahwa fasilitas yang ada di TOS sudah baik.  Responden yang menyatakan fasilitas TOS Kurang Baik didasarkan pada penilaian kurangnya lokasi untuk mereka berdagang.

Sedangkan dari sisi Pengunjung lebih menyoroti kondisi jogging track yang kurang memadai (kurang lebar dan kurang terawat). 

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa beberapa fasilitas bermain anak dalam keadaan rusak dan tidak bisa digunakan (jungkat-jungkit, sepeda statis, tangga lengkung).  Lingkungan RPTRA juga kurang terawat sehingga kurang menarik untuk dijadikan tempat nongkrong.

Pedagang maupun Pengunjung berpendapat bahwa pengelolaan kebersihan perlu ditingkatkan.  Hal yang perlu mendapat perhatian juga adalah fasilitas penerangan dan pengelolaan tanaman/pohon yang ada.  Berdasarkan hasil in depth interview dengan Dinas terkait, koordinasi antar instansi teknis yang sama-sama memiliki kewajiban di TOS sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi masing-masing.

BACA JUGA:Gerakan Minum Kopi Serentak di Lubuklinggau Berjalan Sukses, ini Kata Pj Wako Trisko Defriyansa

Penataan TOS sebagai venus olahraga dan taman bermain/rekreasi dinilai cukup baik.  Responden yang menyatakan penataan fasilitas TOS Cukup Baik, Baik dan Sangat Baik mencapai 93 persen.  Pendapat Responden dari kalangan UMKM ini sejalan dengan hasil in depth interview terhadap Pengunjung.  Penelitian ini membagi lokasi para UMKM yang beroperasi di TOS dalam tiga Zona.  Zona A adalah kelompok UMKM yang beroperasi di pinggir jogging track.  Zona B adalah kelompok UMKM yang beroperasi di Areal Parkir dan di areal RPTRA.  Zona C adalah kelompok UMKM yang beroperasi di tepi jalan Letkol Sukirno.

Hasil penelitian menunjukkan sebaran UMKM berdasarkan zonasi tersebut adalah: Zona A sebanyak  34 (28,6 persen), Zona B sebanyak 64 (53,8 persen), dan Zona C sebanyak 21 (17,6 persen).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan