Pembelajaran Heutagogy sebagai Upaya Mewujudkan Generasi Emas di Era 5.0

Gambar 1. Kemajuan pedagogy ke andragogy kemudian ke heutagogy (Blaschke, 2012).-FOTO : ISTIMEWA-

* Kurikulum yang fleksibel : Dalam lingkungan belajar yang ditentukan sendiri, pelajar adalah pendorong dalam menciptakan kurikulum yang fleksibel, yang ditentukan oleh siswa: pelajar membuat peta pembelajaran, dan instruktur berperan sebagai kompas (Hase, 2009b; Kenyon, C., & Hase, 2010). Kurikulum yang fleksibel dalam pengertian ini adalah pembelajaran tindakan yang dinegosiasikan, yang beradaptasi dan berkembang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (Hase, 2009a). Pembelajar menegosiasikan “bagaimana, kapan, di mana, dan pada tingkat atas (bukan tingkat minimal) apa yang mereka ingin pelajari”.

* Pertanyaan yang diarahkan oleh peserta didik : Pertanyaan yang diarahkan oleh peserta didik dan diskusi yang dihasilkan dari pertanyaan-pertanyaan ini adalah yang memandu peserta didik dan berfungsi sebagai mekanisme untuk membantu peserta didik memahami isi kursus, memberikan kejelasan pada ide-ide, dan mendorong refleksi individu dan kelompok. Membimbing pelajar untuk mendefinisikan pertanyaan mandiri adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pengembang kursus heutagogis, karena perancang harus “cukup kreatif untuk membuat pelajar mengajukan pertanyaan tentang alam semesta yang mereka tinggali” (Hase & Kenyon, 2001).

* Penilaian yang fleksibel dan dapat dinegosiasikan: Dalam heutagogi, pelajar dilibatkan dalam merancang penilaiannya. Penilaian yang dinegosiasikan dan ditentukan oleh peserta didik telah terbukti meningkatkan motivasi peserta didik dan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran, serta membuat peserta didik merasa tidak terlalu terancam oleh kendali instruktur terhadap proses pembelajaran mereka. Salah satu cara untuk memasukkan negosiasi ke dalam proses penilaian adalah melalui penggunaan kontrak pembelajaran.Penilaian tersebut harus mencakup bentuk penilaian pemahaman konten yang terukur, termasuk apakah pembelajar telah mencapai kompetensi yang diinginkan. Rubrik juga dapat digunakan secara efektif dalam membimbing peserta didik dalam proses penilaian diri mereka, misalnya dengan menilai “keterampilan berdiskusi, kualitas kerja, hasil, kolaborasi (Hase, 2009a).

BACA JUGA:Prediksi Galatasaray vs Manchester United: Live SCTV Pukul Berapa? Penentuan Nasib

Kurikulum merdeka: Membuka pendekatan Heutagogi di Indonesia

Di indonesia sendiri, implementasi dari heutagogi sudah dilaksanakan salah satunya pada kurikulum merdeka. Salah satu yang ditekankan pada kurikulum merdeka adalah pembelajaran proyek. Pembelajaran proyek menuntut siswa untuk membuat suatu produk yang dapat meningkatkan keterampilan sekaligus pengetahuan siswa.

Hal ini sejalan dengan pendekatan heutagogi. Heutagogi memberikan kebebasan kepada pembelajar untuk belajar mandiri, antara peserta didik dan tenaga pendidik dapat bertukar pikiran atau berdiskusi perihal apa yang akan dipelajari, bagaimana proses belajar mengajar yang sesuai dengan keinginan peserta didik, sumber-sumber apa saja yang akan digunakan. Hal demikian bertujuan demi ketercapaian tujuan belajar.

Kesuksesan dari penerapan heutagogi akan maksimal jika target belajarnya memiliki tingkat kemandirian dan kematangan belajar yang cukup seperti memiliki pemahaman yang baik tentang gaya belajar yang dimiliki. Namun, ada banyak generasi muda Indonesia saat ini yang masih belum mengetahui dan menentukan apa yang ingin dicapai di masa depan. Kurangnya kemampuan dan kesadaran dalam memahami tujuan hidup, kecenderungan belajar, dan gaya belajar dapat menghambat pengembangan diri baik dari segi kompetensi serta kapasitas dan kapabilitas diri.

Kendala lainnya adalah belum ditemukannya formula yang tepat untuk menerapkan heutagogi dari jenjang awal. Sedangkan kemampuan pemahaman dalam merumuskan visi untuk masa depan harus diterapkan sejak jenjang awal. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan heutagogi, perlu diperhatikan beberapa prinsip diantaranya ; 1) Melibatkan peserta didik dalam mendesain pembelajaran mereka sendiri; 2) Membuat proses kurikulum yang fleksibel; 3)Menggunakan media social/LMS (Learning Management System); 4) Memungkinkan peserta didik untuk menginovasikan konsep, pengetahuan, dan pemahaman baru, dan masih banyak lagi

BACA JUGA:7 Rekomendasi Laptop di Bawah Rp5 Jutaan Terbaik 2023 Buruan di Beli Sebelum Kehabisan

Kelebihan dan Tantangan Penerapan Heutagogi

Penerapan heutagogi dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yang signifikan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Motivasi yang Tinggi. Dengan memberikan tanggung jawab pembelajaran kepada siswa, heutagogi dapat meningkatkan motivasi intrinsik mereka. Siswa merasa lebih berpengaruh dalam pembelajaran mereka sendiri, yang dapat meningkatkan rasa memiliki dan keingintahuan mereka.

2. Pembelajaran yang Relevan. Dalam heutagogi, siswa dapat memilih topik atau proyek pembelajaran yang relevan dengan minat dan kehidupan mereka. Hal ini membuat pembelajaran lebih bermakna dan dapat dihubungkan dengan konteks nyata.

3. Pengembangan Keterampilan Mandiri

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan