Generasi Sandwich Atau Generasi Roti Lapis, Begini Keberadaan Generasi ini di Indonesia

Generasi Sandwich Atau Generasi Roti Lapis-KORANLINGGAUPOS-KORANLINGGAUPOS.ID

BACA JUGA:Hadapi Generasi Alfa Ini Guru Harus Transpormasi

Lalu, bagaimana dengan keberadaan generasi sandwich di Indonesia sendiri?

Menurut Velrahga (2021), data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik dalam Statistik Penduduk Lanjut Usia pada tahun 2017, beberapa sumber pembiayaan rumah tangga untuk lanjut usia berasal dari anggota rumah tangga (ART) yang bekerja sebesar 77,82 persen, kiriman uang atau barang sebesar 14,97 persen, 6,46 persen berasal dari dana pensiun, dan 0,76 persen berasal dari investasi.

Lalu, jika dilihat dari tempat tinggal penduduk lanjut usia, didominasi oleh penduduk lanjut usia yang tinggal bersama tiga generasi sebesar 36,37 persen, tinggal bersama anak atau bersama mertua sebesar 26,91 persen, tinggal bersama pasangan sebesar 18,89 persen, dan 9,80 persen lanjut usia tinggal sendirian.

Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk lanjut usia masih tinggal bersama dengan anggota keluarga seperti anak mereka, dan bergantung pada pengiriman uang atau barang untuk melanjutkan kehidupan mereka.

BACA JUGA:Menjadi Guru Pekerjaan Mulia, Jadi Apa Sih PPG Bagi Penyandang Sarjana Pendidikan

Temuan berikutnya mengenai keberadaan generasi sandwich di Indonesia adalah dalam hasil survei yang dilakukan oleh Jakpat pada tahun 2020, menunjukkan hasil bahwa tercatat 48 persen masyarakat Indonesia merupakan generasi sandwich (JAKPAT, 2020), dengan jumlah 48 persen dari data tersebut

di antaranya berusia 20-29 tahun (Bayu, 2021). Menurut Miller (1981) Mereka harus membiayai kebutuhan utama keluarga mereka, seperti membayar utang, membiaya kesehatan dan pendidikan anggota keluarga, disamping harus memenuhi kebutuhan untuk diri mereka sendiri.

Peran ganda yang dijalankan oleh generasi sandwich dapat berimplikasi pada penurunan kesehatan

peningkatan stres, dan ketidakmampuan untuk menemukan keseimbangan dalam hidupnya (Yuliana, 2021), terlebih sebagai seorang pekerja.

BACA JUGA:Resmi Sandang Gelar Sarjana Pendidikan, ini Keunggulan Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UNPARI

Ketika seorang individu menjalankan sebuah kegiatan, seperti melakukan pekerjaan, mengasuh keluarga, berbaur dengan masyarakat, dan sebagainya, pada intinya mereka sedang menjalankan sebuah peran.

Menurut Winship dan Mandel (1984), peran merupakan upaya klasifikasi yang memiliki kesamaan pola pada seseorang, yang juga dijalankan oleh individu lainnya pada satu populasi yang sama.

Genilloud dan Wegmann (2000) menyatakan bahwa peran merupakan perilaku abstrak sebuah objek, terdiri dari sekumpulan interaksi yang digabungkan dengan beberapa batasan ketika dijalankan.

Namun, sebuah peran dapat tidak berjalan sebagaimana mestinya apabila terjadi hambatan dalam menjalankan peran.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan