Belajar dari Atraksi Panjat Pinang, Cermin Realita Kehidupan yang Sesungguhnya

Erwin Armeidi.-Foto: Dokumen Pribadi.-

BACA JUGA:Berkah HUT RI ke-79, Pedagang Bambu di Lubuk Linggau Raup Cuan Berlimpah

Jika kita cermati lebih jauh, atraksi ini seolah menyajikan potret keseluruh tentang kerja sama dalam kelompok.

Banyak di antara peserta yang tidak menyadari bahwa mungkin maksud hati ingin menolong rekan supaya sampai ke atas, namun yang terjadi justru membuatnya jatuh.

Disadari atau tidak, demikian pulalah yang terjadi dalam kehidupan ini, teman yang kita anggap sahabat justru malah menjatuhkan kita.

Memang diperlukan upaya yang lurus dan niat yang tulus untuk menggapai cita-cita sehingga mampu memperoleh dukungan dari lingkungan sekitar.

BACA JUGA:Lurah Jawa Kanan SS Lubuklinggau, Akan Laksanakan Karnaval Ini Untuk Meriahkan HUT RI ke 79

BACA JUGA:Kecamatan Tugumulyo Adakan 3 Jenis Lomba Meriahkan Peringatan HUT RI Ke-79

Panjat pinang melukiskan dinamika dalam kehidupan manusia, bahwa kehidupan tidak selalu seimbang.

Ada kalanya seseorang mencapai puncak karier dan memperoleh kekayaan yang ia inginkan, namun ada kalanya ia jatuh dan berada pada titik terendah dalam hidupnya.

Ada orang yang sukses secara materiil namun gagal dalam mendidik anak.

Ada pula yang memperoleh karier yang gemilang namun kering dalam kehidupan spritual.

BACA JUGA:Rayakan HUT RI ke-79, SDN 55 Lubuklinggau Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme Siswa Lewat Lomba Seperti ini

BACA JUGA:IGTKI PGRI Lubuklinggau Sukses Gelar Senam Ceria, Meriahkan Hari Anak dan HUT RI, Disdikbud Beri Apresiasi

Jika kekayaan dan ketenaran tidak ada yang konstan, maka penderitaan dan kegagalan pun demikian, pada saatnya semua akan berakhir dan berganti dengan hal yang baru.

Oleh karena kehidupan ini merupakan sebuah proses perputaran, maka sudah seyogianyalah setiap orang bersikap untuk saling menghargai sesama.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan