Yanto Petani Desa Mataram Keluhkan Hasil Produksi Tanaman Padi Miliknya Turun, Akibat Serangan Hama WBC

Reporter: MUSLIMIN |

Editor: MUSLIMIN |

Selasa , 20 Aug 2024 - 11:11

Yanto petani Desa Mataram Saat melakukan Proses Pemanenan Padi Miliknya-Foto : -MUSLIMIN

yanto petani desa mataram keluhkan hasil produksi tanaman padi miliknya turun, akibat serangan hama wbc                            musi rawas, koranlinggaupos.id - petani di desa mataram kecamatan tugumulyo, kabupaten musi rawas, provinsi sumatera selatan(sumsel) keluhkan hasil produksi padi miliknya turun cukup banyak, sekitar 40 persen.
sejumlah petani pun mengeluhkan serangan hama wereng batang coklat(wbc), yang berimbas pada menurunnya hasil panen mereka, dengan turunnya hasil panen mereka, maka memberatkan biaya produksi.
salah satu petani warga desa matara, yanto menyatakan pada musim tanam kali ini kurang memuaskan, menurutnya saat ini produksi tanaman padi miliknya mengalami penurunan sekitar 40 persen, dibandingkan pada saat musim panen sebelumnya.
menurunya hasil produksi padi tersebut karena serangan hama wbc, yang membuat tanaman padi miliknya tidak tumbuh maksimal, sehingga membuat banyak bulir padi yang tidak berbuah dengan maksimal atau gabuk.
baca juga:250 formasi cpns 2024 musi rawas resmi dibuka, ini syarat dan rinciannya
baca juga:pendaftaran bakal calon kepala daerah dimulai, kpu musi rawas beberkan syarat yang harus dilampirkan
petani desa mataram keluhkan hasil produksi tanaman padi miliknya turun, akibat serangan hama wbc-foto : -muslimin
dirinya bersama dengan pertain yang lain telah berupaya melakukan pengendalian dengan cara penyemprotan yang dianjurkan oleh ppl dan popt setempat untuk mengusir terjadinya serangan hama wereng pada saat musim tanam.
“kami sudah berusaha lakukan cara pengendalian namun hama wbc masih juga tidak terkendalikan,” katanya kepada koranlinggaupos.id, senin 19 agustus 2024.
untuk lahan yang kami garap saat ini memiliki luas sekitar seperempat hektar, biasanya jika normal hasilnya itu kami mendapatkan gaba sekitar 12 karung itu kotor.
namun pada musim tanam kali ini, hasil yang kami dapatkan tidak sebanyak musim tanam sebelumnya.
baca juga:meriahkan hut ri ke-79, sdn taba renah musi rawas gelar karnaval budaya
baca juga:sebanyak 45 warga kabupaten musi rawas lulus seleksi beasiswa sumber daya manusia kelapa sawit
untuk bibit yang kita gunakan pada musim tanam kali ini, bibit padi varietas inpari 32, sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah, jelasnya.
bahkan untuk saat ini turunnya hasil produksi padi itu tidak hanya dirinya yang mengalami tetapi juga hampir kebanyakan petani yang ada di area persawahan ini juga mengalami hal yang sama. 
bahkan, ada yang lebih parah lagi, meskipun ada juga sebagian yang hasil panennya cukup bagus.
“kalau punya saya masing mending bisa panen, ada juga punya petani yang lain malah tidak bisa dipanen. padinya kebanyakan pada kopong atau gabuk”.katanya.
baca juga:dihadapan bupati musi rawas pelajar ma ma'arif nu marga sakti kibarkan bendera hut ri ke 79
baca juga:pegawai lapas narkotika kelas iia muara beliti musi rawas dan dwp syukuran di hari pengayoman ke-79
perlu untuk diketahui hama padi yang sangat perlu diwaspadai adalah hama wereng batang coklat(wbc). selain itu perubahan iklim yang saat ini terjadi menjadi salah satu faktor pemicu peningkatan wbc.
hama ini merupakan jenis serangga kepik yang terbang yang menghisap cairan pada tanaman padi, kemampuan migrasinya tinggi, serangga ini biasa bergerak dalam kawanan yang banyak dan mampu berpindah.
kemampuan hama wbc ini dalam merusak pertanaman padi sangat lah cepat, jika tanaman padi terkena serangan hama ini tanaman padi bisa menjadi seperti terbakar, menguning dan mengering. 
keberadaan wereng ini tentunya akan mengancam pertumbuhan tanaman padi, oleh karenanya perlu mengenali dan mengetahui cara pengendaliannya secara efektif.
baca juga:pilkada musi rawas pdi-p belum tentukan arah dukungan mau kemana?
baca juga:fery pastikan disdukcapil kabupaten musi rawas ketet dalam menerbitkan akta kematian
pengendalian serangan wereng yang dianjurkan adalah dengan pengelolaan tanaman terpadu(ptt) padi, metode pengendalian ini dilakukan melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.
seperti penggunaan varietas padi unggul, pola tanam, penggunaan pupuk berimbang, penggunaan pupuk organic, pengelolaan bibit dan tanaman sehat, mempertahankan musuh alami, seperti laba-laba, kumbang, belalang dan capung dengan menjaga lingkungan tumbuh agar tidak punah.
selain itu perlu juga diketahui untuk tahapan pengendalian seperti fase pra tanam,bersihkan gulma, singgang dari sawah dan area sekitarnya.
fase tanaman muda, hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami dan banyak lagi yang lainnya.
baca juga:bupati musi rawas bakal berangkatkan 150 orang umroh gratis setiap tahun, ada beasiswa s2 keluar negeri
baca juga:paskibraka musi rawas sukses kibarkan sang saka merah putih
dengan pengendalian wbc secara terpadu ini sebagai upaya mengurangi penggunaan insektisida kimia serta dampak buruknya, sehingga penggunaan biopestisida atau pestisida nabati harus diutamakan sebelum menggunakan insektisida kimia.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Linggau Pos, SELASA, 19 NOVEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan