DPPKB Musi Rawas Fasilitasi Pemberdayaan Masyarakat

Kepala DPPKB Kabupaten Musi Rawas Ir Tri Retiyanto M.M didampingi perwakilan BKKBN Provinsi Sumsel Zamhari, S.H, Sekretaris DPPKB Musi Rawas, M. Nizar, SKM, MM, M.Epid dan Pemateri dari BKKBN Provinsi Sumsel Lakukan Foto Bersama dengan peserta kegiatan, K-Foto : MUSLIMIN/Linggau pos-

BACA JUGA:Diskusi Kesehatan, RS Siloam Silampari Bagi Tips Kehamilan Sehat dan Cegah Stunting

Oleh karena itu, sebagai salah satu strateginya, BKKBN mengembangkan strategi “Konsep Pendampingan Berkelanjutan” dengan fokus pendampingan terhadap beberapa kelompok sasaran prioritas yang memiliki peran kunci dalam pencegahan stunting atau yang kemudian dikategorikan menjadi Keluarga Risiko Stunting.

Intervensi terhadap Keluarga Risiko Stunting melalui kegiatan DASHAT akan difokuskan pada kelompok sasaran prioritas utama, yaitu Baduta/Balita,Ibu Hamil, Ibu menyusui.

Target program stunting lainnya, yaitu keluarga dan masyarakat pada umumnya, terutama remaja dan calon pengantin menjadi kelompok sasaran prioritas selanjutnya.

Konsep DASHAT mengedepankan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai bagian utama kegiatan dengan pendekatan sociopreneurship (kewirausahaan sosial). Pendekatan sociopreneurship digunakan untuk memastikan DASHAT dapat dioperasionalisasikan secara mandiri dan berkelanjutan, dengan tetap memprioritaskan tujuan utama untuk menyediaan makanan sehat dan bergizi bagi target layanan, sebagai bentuk nyata dalam upaya pencegahan stunting di tingkat masyarakat. 

BACA JUGA:Minta Percepatan Penurunan angka Stunting di Lubuklinggau Ada Progres

BACA JUGA:Program Bedah Rumah Pemkot Fokus Keluarga Stunting dan Miskin Ekstrim

Selain itu, konsep ini juga mendorong dentic m yang kuat antara pihak pemerintah, dalam hal ini adalah pemerintah setempat yang menjalankan peran utama, dentic masyarakat dan juga pihak swasta.

Sociopreneurship merupakan sinergitas program kerja pemberdayaan social masyarakat berbasis wirausaha. Kegiatan ini mengintegrasikan sector bisnis dan sosial yang diharapkan akan dapat mengatasi masalah sosial, budaya dan lingkungan melalui gerakan yang bertanggung jawab secara sosial dengan investasi/charity/kepedulian lainnya. 

Sociopreneur bertujuan tidak sekadar untuk mendapatkan keuntungan finansial, namun lebih berorientasi untuk kemaslahatan masyarakat melalui kegiatan sosial.

Wirausaha jenis ini biasanya memiliki visi kesetiakawanan sosial untuk menguatkan kepedulian pada sesama, memiliki kepekaan sosial serta semangat untuk berbagi.

BACA JUGA:200 Rumah di Lubuk Linggau Bakal Dibedah Tahun Ini Pemkot Fokus Keluarga Stunting dan Miskin Ekstrim

Konsep sociopreneurship melalui kegiatan DASHAT dapat diimplementasikan dengan menggabungkan upaya pemberdayaan ekonomi keluarga melalui Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) di lokasi Kampung KB. 

Selanjutnya acara dilanjutkan dengan penyampaian materi yang disampaikan oleh tiga pemateri yakni M.Nizar, SKM, MM, M.Epid sekretaris DPPKB Musi Rawas, Zamhari, SH Perwakilan dari BKKBN Provinsi Sumsel, Maina Susanti, SKM dari dinas Kesehatan Musi Rawas, untuk pembawa acara langsung dipandu oleh Elisyah Marsiah, S.S.T, M.H.

Setelah pemaparan materinya dilanjutkan dengan diskusi atau sesi tanya jawab. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan