Saya Sudah Tidak Kuat Lagi, Ini Wajib Menafkahi Keluarga dari Setiap Alas Kaki Orang

Reporter: MUSLIMIN |

Editor: Dhaka |

Rabu , 06 Dec 2023 - 16:44

Redi tukang sol sepatu sedang menunggu orang yang mau perbaiki sepatu nya di depan Taman Olah Raga Silampari (TOS)--MUSLIMIN

Beralih Saya Sudah Tidak Kuat Lagi, Mangkal Depan TOS Berkelut Dengan Alas Kaki

LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Banyak berharap orang jika di masa tuanya nanti akan beristirahat dan menikmati hasil, berkumpul dengan keluarga dan bermain dengan anak cucunya.

Tapi tidak dengan Redi yang selalu berkelut dan berkotak-katik dengan dengan alas kaki yang orang kenakan jika telah rusak.

Warga Amula Rahayu Kota Lubuklinggau ini, dia harus menanti jika ada sendal dan sepatu yang rusak inilah kerja yang dilakukannya pagi hingga sore hari

Pria yang berusia 50 tahun ini, kesehariannya berkutat dengan jarum sol, sepatu, sendal, lem, benang dan sejumlah peralatan yang lain nya.

Tatapannya yang sesekali melihat jahitan sepatu terus bercerita, tentunya dengan tangan yang terampil ditunjukkannya untuk memperbaiki sepatu konsumennya.

Bapak dari tiga orang anak tersebut, seperti yang disampaikan sebelumnya usia yang tidak mudah lagi bapak pekerja keras ini harus bekerja dari pagi hingga sore.

Ia melakukan ini untuk mencari nafkah yang halal tentunya untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan rumah tangganya.

Tepat di depan Taman Olahraga Silampari (TOS) Kota Lubuklinggau, Redi menempatkan peralatan yang merupakan tempat mangkalnya setiap harinya.

Di sanalah dia dengan setia menunggu konsumen yang ingin memperbaiki sepatunya.

Panas terik Matahari tak menyurutkannya dengan menjadikan atap dari rimbunan pohon kayu ia selalu menunggu pelanggan.

"Begini cara berteduh dari panasnya sinar Matahari, jika pun hujan tentu mencari tempat lain," ungkapnya sambil menjahit sepatu pelanggan.

saya sudah tidak kuat lagi, ini wajib menafkahi keluarga dari setiap alas kaki orang                             beralih saya sudah tidak kuat lagi, mangkal depan tos berkelut dengan alas kaki
linggaupos.bacakoran.co - banyak berharap orang jika di masa tuanya nanti akan beristirahat dan menikmati hasil, berkumpul dengan keluarga dan bermain dengan anak cucunya.
tapi tidak dengan redi yang selalu berkelut dan berkotak-katik dengan dengan alas kaki yang orang kenakan jika telah rusak. 
warga amula rahayu kota lubuklinggau ini, dia harus menanti jika ada sendal dan sepatu yang rusak inilah kerja yang dilakukannya pagi hingga sore hari
pria yang berusia 50 tahun ini, kesehariannya berkutat dengan jarum sol, sepatu, sendal, lem, benang dan sejumlah peralatan yang lain nya.
baca juga:tergerus taxi online, sopir angkot lubuklinggau pesan ini ke pemerintah 
tatapannya yang sesekali melihat jahitan sepatu terus bercerita, tentunya dengan tangan yang terampil ditunjukkannya untuk memperbaiki sepatu konsumennya.
bapak dari tiga orang anak tersebut, seperti yang disampaikan sebelumnya usia yang tidak mudah lagi bapak pekerja keras ini harus bekerja dari pagi hingga sore.
ia melakukan ini untuk mencari nafkah yang halal tentunya untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan rumah tangganya.
tepat di depan taman olahraga silampari (tos) kota lubuklinggau, redi menempatkan peralatan yang merupakan tempat mangkalnya setiap harinya.
di sanalah dia dengan setia menunggu konsumen yang ingin memperbaiki sepatunya.
baca juga:ini lho jenis perawatan yang bisa kamu nikmati di bening's clinic lubuklinggau
panas terik matahari tak menyurutkannya dengan menjadikan atap dari rimbunan pohon kayu ia selalu menunggu pelanggan.
"begini cara berteduh dari panasnya sinar matahari, jika pun hujan tentu mencari tempat lain," ungkapnya sambil menjahit sepatu pelanggan.
bersama koranlinggaupos.id, redi bercerita kalau dulu waktu usianya masih muda ia berkeliling berjualan kain dasar pakaian.
tidak hanya itu ia juga berjualan celana pendek dan lainnya.
namun dengan kondisi yang seperti ini banyak dimakan usia, ia lebih memilih untuk tidak berkeliling lagi.
baca juga:kelurahan puncak kemuning lubuklinggau sosialisasikan phbs dan pencegahan stunting
"saya sudah tidak kuat lagi mas. karena saya menggunakan sepeda untuk berjualan keliling," ungkapnya.
waktu di tanya kapan mulai usaha dan kegiatannya menjadi tukang sol sepatu, redi pun menjawab "kurang lebih dua tahunan mas, dulu saya melihat teman saya dari bandung, teman saya itu memiliki keahlian untuk melakukan sol sepatu, jadi saya juga tertarik untuk belajar bagaimana cara nya untuk bisa sol sepatu," kenangnya saat belajar sol dari temannya asal kota kembang itu.
“alhamdulillah saya bisa belajar ngesol sepatunya. dari sanalah saya mulai membangun usaha ini, ya sampai saat ini saya masih setia dengan usaha sol sepatu ini,” jelasnya.
ditanya penghasilannya yang diterima dalam sehari, “kalau penghasilannya tidak menentu, terkadang bisa rp25.000 perhari ada juga pernah sampai rp.50.000 ribu per hari namun tidak setiap hari begitu, rata-rata segitulah".
baca juga:ini rahasia warung lotek bude watervang lubuklinggau tetap eksis sejak 1986
meski setiap harinya tidak menentu, dengan penghasilan segitu redi tetap selalu bersyukur bahwa sudah diberikan rezeki.
iapun menyampaikan harapan, ia sangat berharap namun apa daya  kita meski kita saya hanya begini namuan saya sudah bisa berusaha, tentunya ini yang menetukan dari yang atas”.
selain itu ia juga berharap kalau bisa dapat bantuan payung yang lebar, untuk tempat usahanya itu.
karena disampaikannya, kalau hujan itu jadi bingung mau berteduh di mana, karena ia hanya membuka lapak mengunakan trotoar jalan saja.
baca juga:ini lho jenis perawatan yang bisa kamu nikmati di bening's clinic lubuklinggau
kalau panas bisa berteduh di bawah pohon. kalau mau membeli payu itu sangat mahal mas kemarin saya tanya harganya sampai hingga rp300.000.
nah jika ada jalannya untuk dapat bantuan itu dari pemerintah ia sangat berharap bisa menerima bantuan itu.
"tentunya sangat berharap , itu bisa membantu," tutupnya.(*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Linggau Pos, SENIN, 25 NOVEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan