Muda Adalah Kekuatan dan Kepemimpinannya Dalam Perspektif Islam
Dian Prasetyo,Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar Majelis Muballighin Indonesia ( PB MMI)-Foto : Istimewa -
Meskipun dia baru berusia 18 tahun, dia cukup memenuhi syarat untuk diangkat oleh Nabi sebagai pemimpin pasukan terakhir yang dia kirim sebelum dia meninggal.
Tentaranya terdiri dari sahabat Nabi (saw) seperti Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Al-Khattab dan banyak lainnya. Mereka harus menghadapi tentara Romawi, salah satu tentara terkuat di dunia pada saat itu.
6. Zayd bin Tsabit (13 tahun)
Zayd adalah salah satu ahli Taurat dari Wahyu Ilahi. Dia dilaporkan belajar bahasa Syria dan Ibrani dalam 17 hari dan menjadi penerjemah Nabi.
Berlatih sampai dia menyempurnakannya, Zayd menyimpan Al quran ke dalam hatinya. Dia mengkompilasi Al quran selama Kekhalifahan Abu Bakar Al-Siddiq.
7. Muhammad bin Qasim Al-Thaqafi (17 tahun)
Muhammad ibn Qasim Al-Thaqafi adalah seorang pemimpin yang terkemuka. Selama era Umayyah, ia membawa Islam ke daerah Sindh dan Multan di sepanjang Sungai Indus, yang sekarang menjadi bagian dari Pakistan.
BACA JUGA:Liburan Tahun Baru Bersama Kelearga di Pantai Pahawang Lampung, Berikut Fasilitas yang Ditawarkan
Dia adalah salah satu pemimpin militer terbesar pada masanya. Kota Bin Qasim di Karachi dinamai menurut nama Muhammad ibn Qasim.
Dari sinilah peran generasi muda sebagai generasi penerus sangat dibutuhkan. Kecerdasan intelektual, usia yang masih muda, mobilitas tinggi, serta semangat yang membara merupakan salah satu contoh kekuatan besar yang dimiliki generasi muda sebagai aset penting peradaban suatu bangsa. Maka sudah jelas bahwa mereka menjadi bagian penting dari agama, bangsa, dan negara. Karena di tangan generasi mudalah tonggak perjuangan dan harapan bangsa untuk melanjutkan perjuangan di masa depan.
Syaikh Musthofa Al-Gholayaini berkata:
Artinya, dalam tangan para pemuda terletak urusan umat, dan dalam langkah-langkah mereka tergantung kehidupannya.
Al-Faqir Illa Rahmatillah
Dian Prasetio. (*)