Guru SDN 55 Lubuk Linggau Juara 1 Guru Inovatif Tingkat Sumsel
BERSAMA : Kabid GTK Disdikbud Kota Lubuk Linggau Tabrani, Guru Berprestasi SDN 55 Lubuk Linggau Silvia Miranda,S.Pd, Kepala TK Pembina 2, dan Kepala PAUD Al Fatih foto bersama. -Foto: Dokumen-SDN 55 Lubuk Linggau
KORANLINGGAUPOS.ID - Jambore Guru Tenaga dan Kependidikan (GTK) Hebat 2024 sukses diselenggarakan Direktorat GTK Dikdasmen Kemdikbud Republik Indonesia.
Seleksi diselenggarakan oleh Balai Guru Pengerak (BGP) Sumatera Selatan pada 5 - 7 November 2024 di Kota Palembang.
Jambore GTK Hebat 2024 diadakan untuk mengapresiasi para guru yang telah menunjukkan dedikasi dan inovasi dalam metode pengajaran mereka.
Jambore ini diikuti oleh para guru dari berbagai sekolah di Sumatera Selatan yang telah menerapkan inovasi kreatif dalam kegiatan belajar mengajar mereka.
BACA JUGA:SDN 55 Lubuklinggau Sukses Laksanakan Imunisasi Polio Tahap II
BACA JUGA:Rayakan HUT RI ke-79, SDN 55 Lubuklinggau Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme Siswa Lewat Lomba Seperti ini
Pada tahun 2024, Silvia Miranda, S.Pd., guru berprestasi dari SDN 55Lubuk Linggau, telah menorehkan sejarah dengan meraih Juara 1 dalam ajang Jambore GTK Guru Inovatif se-Sumatera Selatan tersebut.
Saat dibincangi oleh wartawan KORANLINGGAUPOS.ID, Silvia Miranda mengatakan dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, inovasi menjadi salah satu kunci utama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Silvia Miranda telah menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi dapat membawa perubahan signifikan dalam proses belajar mengajar.
"Inovasi yang dikembangkannya, ialah dengan judul ‘Petik Durian Lokal pada Pensi’, mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diorama unsur intrinsik cerita, dan kearifan lokal dalam pembelajaran berdiferensiasi," tuturnya.
BACA JUGA:SDN 55 Lubuklinggau Unggulkan Ekstrakurikuler Pramuka, INI Manfaatnya
BACA JUGA:SDN 55 Lubuklinggau Antusias Ikuti PIN Polio
Inovasi ini merupakan salah satu contoh nyata dari upayanya dalam menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakna.
Inovasi ini mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diorama unsur intrinsik cerita, serta kearifan lokal dalam pembelajaran berdiferensiasi.